Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan sektor manufaktur di kawasan Asia Tenggara mengerek laju perkembangan sektor properti di Indonesia yang sempat stagnan karena perlambatan ekonomi dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Regina Lim, Kepala Riset Pasar Modal Asia Tenggara di Jones Lang Lasalle (JLL), mengatakan investasi properti di Asia Tenggara akan meningkat seiring dengan pertumbuhan manufaktur. Sektor manufaktur sendiri telah menyebabkan perbaikan perekonomian negara-negara di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Vietnam.
“Sektor manufaktur Indonesia diperkirakan tumbuh sekitar 6%--7% per tahun hingga 2021, karena nilai tukar mata uang yang stabil dan perubahan kebijakan ekonomi,” katanya dikutip Jumat (21/4/2017).
JLL mencatat peningkatan transparansi real estat global di seluruh kawasan Asia Tenggara dalam 12 tahun terakhir meningkatkan kepercayaan pemilik modal untuk memulai usahanya di wilayah tersebut.
Menurutnya, Indonesia harus mewaspadai Vietnam yang memiliki keunggulan tenaga kerja usia muda, biaya hidup rendah, dan iklim politik yang relatif stabil.
Regina juga menyebut perkembngan manufaktur juga berdampak kepada segmen ekspor yang terus meningkat. Ekspor Vietnam mampu tumbuh 16% per tahun selama periode 2011—2016, sedangkan ekspor China hanya mencapai 6%.