Bisnis.com, JAKARTA— Selain mulai merealisasi program-programnya, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga akan meningkatkan kualitas SDM desa.
Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia di desa yakni dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi para pendamping desa.
Dengan menggunakan sisa pinjaman Bank Dunia, peningkatan kompetensi tersebut akan dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis.
Selama ini, penggunaan dana sisa pinjaman Bank Dunia selalu digunakan untuk pembangunan desa dan pembiayaan pendamping desa.
Namun, mulai 2017 ini, pembiayaan bagi pendamping desa akan diambil dari APBN.
“Selama ini kita banyak difasilitasi oleh bank dunia. Bantuan bank dunia itu lebih banyak kita manfaatkan untuk pelatihan dan pendampingan,” ujar Eko, berdasarkan siaran pers yang dikutip Bisnis.
Adapun anggaran program pinjaman bank dunia untuk pembangunan desa tersebut masih tersisa kurang lebih senilai Rp2 triliun.
Diperkirakan, program itu akan berakhir pada tahun 2018 mendatang.
“Tahun-tahun lalu pendamping desa dibiayai dari bank dunia, tahun ini pendamping desa dibiayai dari APBN. Tapi untuk tenaga teknis provinsi masih (dibiayai) dari provinsi,” imbuhnya.
Eko menambahkan, nantinya pelatihan-pelatihan tersebut akan dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan bank dunia, termasuk dengan mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri.
Konsep kerjasama itu mengacu dari sejumlah negara yang telah suskes dalam melakukan pengembangan wilayah pedesaan.
Dengan demikian diharapkan terjadi tukar pengalaman dan program.
“Apa yang sedang kita lakukan ini sebenarnya tidak unik, karena banyak negara yang telah melakukan seperti Prukades (Program Unggulan Kawasan Pedesaan), dan dengan memasukkan dunia usaha ke desa, sehingga perekonomian desa lebih kuat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi mengatakan bahwa sisa pinjaman bank dunia tersebut akan dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas SDM.
“Pendampingan-pendampingan akan kita alokasikan dari situ,” imbuhnya.
Diharapkan, melalui program pendampingan tersebut akan semakin mudah dalam menentukan dan mengelola potensi dan keunggulan masing-masing desa.
“Supaya bagaiman mereka dapat membantu masyarakat untuk menemukan keunggulan kawasan itu. Kemudian bagaimana melakukan pendampinan BUMDes, pengelolaan embung. Ini yang akan kita lakukan,”tukasnya