Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Keuangan menilai total nilai barang atau inventory yang sudah disimpan di dalam Pusat Logistik Berikat (PLB) selama satu tahun program ini digulirkan hanya Rp1,16 triliun.
Oleh karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta angka tersebut harus ditingkatkan pada kedepannya dengan memperluas komoditas yang disimpan di PLB.
"Jangan senang dulu. Angkanya masih bayi. Masih kecil itu," katanya dalam peringatan Satu Tahun PLB di Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Kamis (12/4).
Dalam perhelatan satu tahun PLB, dia memberikan pekerjaan rumah kepada operator PLB dan Ditjen Bea dan Cukai jika Indonesia ingin menjadi hub logistik di Asia Pasifik.
Pertama, Menkeu meminta Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) membuat defenisi, kriteria dan panduan bagi Indonesia menuju hub logistik Asia Pasifik. Kedua, dengan tegas, Sri Mulyani meminta target perkembangan PLB meliputi jumlah dan volume perusahaan yang pindah ke Indonesia tiap tahunnya.
"Dengan pertumbuhan investasi 10% [tahun depan], bagaimana dampaknya ke target PLB di tahun depan? Setiap tahun mau tumbuh berapa? Harus ada targetnya," tuturnya.
Ketiga, dia berharap PLB baru dapat dibuka merata di seluruh Indonesia dalam rangka mengurangi ketimpangan dan mendorong pemerataan ekonomi. DJBC dan PPLBI juga harus melihat daerah mana saja yang perlu dikembangkan PLB di sana.
Program ini, tambahnya, harus berjalan bersama program Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan daerah perbatasan Indonesia. "Kita mau supply chain merata di seluruh Indonesia."
Keempat, Menkeu meminta komoditas yang dikelola oleh PLB untuk diperluas. Selain itu, DJBC dan PPLBI diharapkan mampu memetakan industri yang prospektif untuk didukung PLB.
Kepada DJBC, dia meminta pelayanan dan kebijakan harus mendukung pertumbuhan PLB agar fasilitas semakin atraktif dan memiliki daya saing dibandingkan dengan negara lain.