Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pengolahan ikan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. berencana menggarap pasar Timur Tengah dan Afrika untuk mengikis risiko fluktuasi nilai tukar rupiah.
Mengutip laporan tahunan 2016 emiten berkode saham DSFI itu, 96% nilai penjualan perseroan berasal dari ekspor sehingga penerimaan dalam mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat, berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan, khususnya profit yang diperoleh.
Depresiasi rupiah sebagai akibat krisis ekonomi global yang masih belum pulih sepenihnya hingga akhir 2016 di satu sisi berdampak positif. Namun, mengingat sebagian pinjaman perseroan dalam mata uang dolar AS, maka pelemahan kurs rupiah memengaruhi neraca perseroan, khususnya profit yang diperoleh.
"Manajemen perseroan telah melakukan langkah-langkah guna meminimalkan risiko yang disebabkan ketidakpastian pendapatan itu, di antaranya dengan membuka pasar baru yang diperkirakan sangat potensial, yakni Timur Tengah dan Afrika," papar DSFI dalam laporan tahunannya.
Diversifikasi pasar itu bertujuan meningkatkan penjualan, jumlah stok yang proporsional, dan harga jual yang lebih baik.
Perusahaan yang didirikan oleh Irwan Sudjiamidjaja itu membukukan penjualan Rp604 miliar tahun lalu, yang hampir 96% di antaranya disumbang dari ekspor fillet, tuna, gurita, dan cumi-cumi.
Pasar AS berkontribusi 44% terhadap ekspor DSFI, disusul Uni Eropa 20,5%, Jepang 10,5%, Australia 10,4%, Asia 5,7%, dan lain-lain 8,9%.