Bisnis.com, Jakarta— China justru meningkatkan produksi baja pada awal 2017 setelah produsen asal negara tersebut berkomitmen mengurangi produksi.
Data Worldsteel Association menunjukkan produksi baja dunia naik 7% dari 127,56 juta ton pada Januari 2016 menjadi 136,51 juta ton pada Januari 2017. Laju kenaikan produksi baja pada Januari signfikan lebih tajam dibandingkan kenaikan produksi baja sepanjang 2016 yang cuma 0,8%.
Peningkatan yang lebih tajam juga terjadi pada volume produksi baja China. Produsen baja di Negeri Tiongkok memproduksi 67,2 juta ton baja pada Januari 2017 atau lebih tinggi 7,43% dibandingkan produksi 62,56 juta ton baja pada Januari 2016. Produksi baja China cuma naik 1,2% sepanjang 2016.
Ketua IISIA, Hidayat Triseputro, mengatakan kenaikan produksi China pada awal 2017 bertentangan dengan komitmen negara tersebut untuk mengurangi volume produksi.
Dia menjelaskan kenaikan harga baja dalam beberapa bulan terakhir adalah buah dari kebijakan China yang membatasi ekspor baja, terutama produk baja setengah jadi.
“Sehingga harga baja naik cukup signifikan, itu yang kami harapkan karena harga sebelumnya sangat tidak normal atau unfair price,” katanya kepada bisnis, Senin (20/3/2017).
Dia mengatakan permasalahan tersebut akan dibicarakan akhir bulan ini dalam pertemuan antara Asosiasi Industri Besi dan Baja Asean (SEAISI) dan Asosiasi Industri Besi dan Baja China (CISA).
“Kami berharap akan ada kejelasan setelah pertemuan nanti. Bagaimana pernyataan resmi mereka dan bagaimana rencana mereka sebenarnya,” kata Hidayat.