Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Usul Naikkan Bea Masuk Susu

Produsen domestik hanya memasok kurang dari 20% dari total kebutuhan susu industri pengolahan susu
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, Jakarta — Kementerian Perindustrian mengusulkan kenaikan bea masuk untuk mendorong penyerapan dan produksi susu domestik oleh industri.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, mengatakan produksi susu harus naik seiring dengan kenaikan konsumsi susu nasional.

“Kami sangat khawatir dengan produksi susu dalam negeri yang terus turun. Poinnya adalah bagaimana ini bisa naik seiring dengan peningkatan konsumsi. Paling tidak, jangan merosot turun. Syukur-syukur presentasenya bisa meningkat,” katanya, Senin (20/3/2017).

Panggah menjelaskan saat ini produsen domestik hanya memasok kurang dari 20% dari total kebutuhan susu industri pengolahan susu. Pemerintah ingin mendorong serapan susu domestik naik menjadi 40% dalam sepuluh tahun ke depan.

Kemenperin, lanjutnya, mengusulkan dua strategi untuk meningkatkan produksi susu nasional yaitu lewat penaikan bea masuk dari 5% menjadi 15%--20% dan aturan soal kemitraan antara industri dengan peternak.

Panggah menilai dua mekanisme tersebut lebih efektif dibandingkan usulan penerapan bukti serap sebagai acuan alokasi impor susu skim atau penerapan harga patokan terendah dan tertinggi.

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan 79% dari bahan baku produksi susu segar di Tanah Air masih dipasok dari luar negeri dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder.

Industri susu domestik mengimpor bahan baku dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Produsen lokal hanya menyediakan 789.000 ton atau 21% dari total kebutuhan bahan baku susu segar di Indonesia yang mencapai 3,8 juta ton per tahun.

Laju pertumbuhan industri pengolahan susu terus meningkat setiap tahun terdorong oleh pertumbuhan konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Konsumsi susu per kapita Indonesia baru mencapai 12,10 liter atau sekitar 11 kg dibandingkan dengan Malaysia yang sebanyak 36,2 kg, Myanmar yang mencapai 26,7 kg, Thailand sebanyak 22,2 kg dan Filipina sebanyak 17,8 kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper