Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Jabar Targetkan Serap Gabah 1,2 Juta Ton

Bulog Divre Jabar pada tahun ini menargetkan bisa menyerap gabah dari petani sebanyak 1.273.000 ton.
Petani sedang panen gabah/Antara
Petani sedang panen gabah/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Bulog Divre Jabar pada tahun ini menargetkan bisa menyerap gabah dari petani sebanyak 1.273.000 ton.

Saat ini progres penyerapan telah mencapai 67.298 ton, dengan regulasi tentang pedoman pembelian gabah dan beras petani diyakini akan membuat serapan gabah terus melonjak.

Kepala Humas Bulog Divre Jabar Abdul Hadi mengatakan, tim sergap yang dibentuk oleh Bulog diwajibkan menerima gabah dari petani dengn catatan kadar air tidak lebih dari 30% sesuai Peraturan Presisen Nomor 20 Tahun 2017 dan ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertanian Nomor 03 Tahun 2017 tentang pedoman pembelian gabah dan beras petani.

"Meski begitu, jarang sekali kami menemukan adanya gabah yang kadar airnya 30%. Kalau pun ada terbilang wajar karena faktor cuaca dengan intensitas hujan tinggi," katanya, kepada Bisnis, Jumat (10/3/2017).

Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan upaya realisasi target penyerapan gabah petani dalam waktu enam bulan, terhitung sejak Maret hingga Agustus 2017 sebagaimana kebijakan pemerintah pusat.

Berdasarkan kebijakan tersebut, gabah petani dengan kadar air 25-30% harus dibeli pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Rp3.700 per kilogram. Bulog harus membeli sesuai HPP meski kadar air gabah hingga 30%.

"Hal ini agar gabah petani tak dibeli oleh tengkulak dan dapat menekan kerugian petani, karena kadar air gabah," ucapnya.

Menurutnya, Bulog sudah membentuk tim bersama Dinas Pertanian Jawa Barat, untuk memetakan daerah yang tengah memasuki panen raya. Meski begitu, harga beras di tingkat petani sendiri relatif sudah mulai merangkak naik.

Selain itu, pihaknyapun sudah melakukan pembelian komoditas lainnya di luar beras seperti jagung. Ketika, sebuah daerah mengalami panen jagung, maka pihaknya otomatis diwajibkan menerima komoditas tersebut.

Lebih lanjut dia menyampaikan, persediaan beras di Bulog Divre Jabar di awal tahun ini terbilang surplus mencapai 300.000 ton. Ketahanan beras yang dimiliki akan mampu menghidupi warga hingga delapan bulan ke depan.

Jabar termasuk surplus karena idealnya, ketahanan itu maksimal selama lima bulan. Ini berkenaan dengan kapasitas dan daya tampung gudang yang dimiliki Bulog.

"Melimpahnya persediaan beras yang ada di gudang karena kami sukses dalam melakukan penyerapan. Agar beras yang ada bisa tertampung di gudang, maka kami akan memasok beras ke provinsi lain sebanyak 85.000 ton," katanya.

Menurutnya, beras yang diolah petani Jabar itu akan dikirim ke sejumlah provinsi antara lain Sumatera dan Kalimantan seperti tahun sebelumnya yang mencapai 80.000 ton. Tidak menutup kemungkinan beras yang dikirim tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang 2016, penyerapan beras yang dilakukan Bulog Jabar mencapai 609.000 ton, melampaui prognosa sebanyak 540.000 ton. Sedangkan pada tahun ini, pihaknya menargetkan penyerapan gabah dan beras sebanyak 560.000 ton. Sementara untuk beras komersial ditargetkan mampu menyerap sebanyak 50.000 ton.

"Penyerapan beras masih terus dilakukan dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Maret 2017 karena sudah memasuki musim panen rendeng," paparnya.(


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdi Ardia
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper