Bisnis.com, JAKARTA - Japan External Trade Ogranization menyatakan investor Jepang belakangan ini kurang informasi soal peluang usaha di Indonesia.
Executive Vice Presiden Japan External Trade Organization (Jetro) Yuri Sato mengatakan investor Jepang sangat membutuhkan informasi soal arah pengembangan industri di Indonesia.
Beberapa tahun terakhir, jelasnya, informasi soal peluang inevestasi di Indonesia buat investor Jepang sangat kurang dibandingkan dengan informasi yang diberikan oleh negara lain.
“Mereka kebanyakan belum tahu Indonesia maunya apa, sedangkan Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Malaysia sering melakukan seminar. Indonesia sebaiknya memberikan pesan, Indonesia sekarang arahnya ke mana,” katanya usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Selasa (7/3/2017).
Dia mengaku puas dengan informasi yang diberikan Menperin tentang kebutuhan investasi di sektor industri penunjang. Jetro akan meneruskan informasi tersebut ke pelaku usaha di Jepang.
Jepang adalah negara asal penanaman modal asing terbesar ketiga di Indonesia. Data BKPM menyatakan realisasi investasi Jepang di Indonesia sepanjang 2016 mencapai US$5,4 juta atau sekitar 18,6% dari total realisasi investasi asing sepanjang tahun lalu.
Harjanto menjelaskan pemerintah akan bekerjasama dengan Jetro untuk menarik investasi Jepang di sektor industri penunjang yang biasanya diisi oleh perusahaan skala kecil hingga menengah.
Jetro berencana mengadakan seminar di Jepang untuk mempromosikan kesempatan investasi bagi perusahaan asal Negeri Sakura di Indonesia. Kemenperin akan mendukung kegiatan tersebut dengan menyediakan informasi detil soal peluang investasi di sektor industri tersebut, termasuk mitra bisnis potensial hingga lokasi kawasan industri yang siap.
“Kami akan bicarakan supaya tepat sasaran. Pengalaman kami, negara lain yang datang ke Jepang sudah lebih siap. Mereka sudah tahu dengan siapa dealing-nya, berapa harga lahannya,” kata Harjanto.