Bisnis.com, JAKARTA — Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia membidik pengoperasian jalur penerbangan sipil di selatan Pulau Jawa dapat dimulai pada pertengahan 2017.
Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AirNav Indonesia) Novie Riyanto mengatakan persiapan operasi penerbangan sipil di selatan Jawa secara teknis sebenarnya sudah siap.
“Saat ini, tinggal nunggu administratifnya. Artinya, harus ada instrumen hukum, supaya ada legalitasnya. Sekarang lagi dibahas di tingkat kementerian, tentunya bisa peraturan presiden atau peraturan pemerintah,” katanya di Jakarta, Minggu (5/3/2017).
Novie menjelaskan peraturan yang akan segera diterbitkan pemerintah tersebut nantinya akan mengatur operasi pesawat, mulai dari jalur penerbangan, waktu operasional penerbangan dan lain sebagainya.
Dia juga memastikan bahwa TNI Angkatan Udara juga telah menyepakati rencana operasi penerbangan sipil di selatan Jawa tersebut, asalkan tidak mengganggu kegiatan atau latihan militer TNI AU.
“Nanti jam operasi di selatan Jawa akan flexibel. Kalau TNI AU tidak sedang menggunakan atau latihan, bisa kita gunakan untuk penerbangan sipil. Tetapi kalau sedang digunakan TNI AU, kita tidak akan pake,” tuturnya.
Novie menambahkan bahwa simulasi atau trial penerbangan sipil di selatan Jawa sudah selesai dilakukan. Menurutnya, hasil dari trial tersebut cukup positif, baik dari sisi keamanan, keselamatan dan biaya.
Kendati demikian, dia menginginkan agar biaya bahan bakar pada jalur penerbangan di selatan Jawa dapat lebih ditekan lagi, yakni dengan membuka ruang udara penerbangan sipil lebih dekat dengan Madiun.
“Kami ingin penerbangan sipil itu lebih dekat lagi dengan Madiun, sekitar 25-30 NM dari sebelumnya 70 NM dari Madiun. Agak boros kalau dulu itu. Tentu saja, ini harus diawasi betul,” ujarnya.
Novie optimistis beleid yang mengatur penerbangan sipil di selatan Jawa akan terbit dalam waktu dekat ini. Apalagi, adanya beleid itu sangat penting mengingat pemerintah juga tengah membangun bandara di selatan Jawa itu.
Sebagai contoh, yakni Bandara New Yogyakarta di Kulon Progo dan Bandara Tulungagung di selatan Jawa Timur. Adapun, pembangunan Bandara New Yogyakarta dilakukan oleh PT Angkasa Pura I.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengapresiasi upaya pemerintah membuka jalur selatan Jawa untuk penerbangan komersial.
“Saya kira rute ke Denpasar dari Cengkareng, Halim, Bandung, Yogyakarta dan bandara lainnya di Jawa atau Sumatera bakal lebih diminati maskapai karena jam terbang menjadi lebih efisien, dan safety yang lebih baik,” katanya.
Senada, Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Novianto Herupratomo menilai dibukanya jalur selatan Jawa berpeluang menaikkan kapasitas frekuensi terbang pada rute-rute tertentu.
Menurutnya, Garuda siap mengambil peluang dari jalur selatan Jawa tersebut. Bahkan, tidak menutup kemungkinan rencana jangka panjang perseroan akan direvisi apabila jalur selatan Jawa untuk penerbangan komersial dapat terealisasi.