Bisnis.com, MONTREAL - Indonesia berharap bisa terpilih sebagai anggota Dewan ICAO periode 2016-2019.
Terdapat enam keunggulan Indonesia yang diyakini akan menjadi nilai jual dalam pemilihan Anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Dunia (ICAO) ke-39 periode 2016-2019 di Montreal, Kanada.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat persiapan jelang Sidang Majelis Umum ICAO ke-39 di Montreal, Senin, mengatakan keenam keunggulan tersebut dijadikan modal untuk menggalang dukungan dari seluruh negara-negara anggota ICAO dan menyerahkan kepercayaannya kepada Indonesia.
Dia menyebutkan enam keunggulan yang dimiliki Indonesia, di antaranya pertama, lolosnya standar keselamatan penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) ketegori 1, kedua pencapaian tertinggi nilai standar keamanan ICAO (USAP) yaitu 94,5% dari 63%.
"Peningkatan standar keselamatan penerbangan FAA menjadi kategori 1 membuat kita memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver ke Amerika Serikat," katanya, seperti dilaporkan Antara, Selasa (27/9/2016).
Ketiga, lanjut dia, 10 maskapai telah lolos dari larangan terbang ke Eropa atau European Union (EU) Ban berdasarkan data Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA), di antaranya Citilink Indonesia, Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air, NAM Air dan sebagainya.
Keempat, dia mengatakan, maskapai nasional Garuda Indonesia yang tergabung dalam aliansi maskapai dunia, Sky Team dengan terus mempertahankan predikat Maskapai Bintang Lima.
Kelima, Budi menambahkan Indonesia selama dua tahun berturut-turut berkontribusi terhadap industri penerbangan di Afrika dengan memberikan hibah sebesar 150.000 dolar AS setiap tahunnya dalam program "Implementation Plan for Aviation Safety in Africa" (AFI Plan)
"Pemberian bantuan ini akan kita teruskan, untuk pendidikan, pelatihan dalam memajukan dunia penerbangan," ujarnya.
Keenam, dia menuturkan, Indonesia juga konsisten dalam kampanye pengoperasian penerbangan yang tidak merusak lingkungan.
"Enam ini yang akan menjadi selling point kita untuk diterima," katanya.
Selain itu, dia mengatakan di luar enam keunggulan tersebut, Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk menampilkan dua sektor unggulan dan mendukung, yaitu dari sisi pariwisata dan perikanan.
"Keduanya punya konstelasi yang sifatnya internasional," katanya.
Selain itu, Budi mengaku untuk persiapan pemilihan tahun ini dinilai lebih mantap dibandingkan dengan pemilihan pada 2013.
Dia menilai dengan menugaskan Indroyono Soesilo sebagai Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO, dukungan yang terkumpul akan lebih banyak karena telah dilakukan penggalangan sejak tahun lalu, tepatnya 9 November 2015.
"Untuk itu, kali ini kita tidak boleh asal-asalan, harus bisa berdiplomasi, mengkomunikasikan dengan baik kalau kita punya potensi," katanya.
Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO Indroyono Soesilo sebelumnya memaparkan Indonesia memiliki peranan penting dalam pengaturan penerbangan dunia.
Dia menyebutkan 45% lalu lintas penerbangan dunia dikendalikan Indonesia melalui layanan wilayah informasi penerbangan (FIR) Indonesia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan Rute area 1, yakni Asia, Australia dan Afrika dikendalikan oleh FIR Jakarta, rute area dua untuk Asia dan Australian oleh FIR Ujungpandang, rute area empat Asia dan Eropa via Himalaya bagian Selatan oleh FIR Jakarta dan rute area sembilan Ujungpandang serta Asia Tenggara, Tiongkok, Korea dan Jepang oleh FIR Jakarta dan Ujungpandang.
Dengan kata lain, empat dari sembilan jalur penerbangan dikendalikan oleh Indonesia.
Selain itu Indonesia tercatat memiliki 237 bandara, termasuk 27 bandara yang melayani penerbangan internasional dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dinobatkan sebagai 10 bandara tersibuk di dunia oleh Dewan Bandara Internasional (Aiport Council Internasional).
Dilihat dari sisi geografis, Indroyono menyebutkan Indonesia merupakan rumah bagi 250 juta penduduk dengan 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang ke Merauke, Rote ke Talaud.
"Tentu saja transportasi udara sangat dibutuhkan masyarakat di mana sangat vital untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.
Indonesia juga memiliki 19 maskapai yang melayani penerbangan berjadwal dan 43 tidak berjadwal dengan jumlah keseluruhan pesawat yang teregistrasi sebanyak 1.455 pesawat pada 2014 akan terus bertambah pada 2016 ini.
Per 2019 mendatang, dia menyebutkan akan ada 1.560 pesawat datang ke Indonesia sebagai salah satu lima pasar terbesar di dunia.