Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemberantasan Illegal Fishing RI Dipuji University of California Santa Barbara

Langkah Indonesia memberantas penangkapan ikan secara ilegal dipuji oleh University of California Santa Barbara (UCSB) lantaran meningkatkan biomassa laut Indonesia hingga 224%.
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing di wilayah Laut Natuna, Kepulauan Anambar (28/12/2014)./Antara-Joko Sulistyo
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing di wilayah Laut Natuna, Kepulauan Anambar (28/12/2014)./Antara-Joko Sulistyo
Bisnis.com, JAKARTA -- Langkah Indonesia memberantas penangkapan ikan secara ilegal dipuji oleh University of California Santa Barbara (UCSB) lantaran meningkatkan biomassa laut Indonesia hingga 224%. 
 
Peneliti UCSB Chris Costello mengatakan Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam reformasi kebijakan perikanan dunia. Larangan penggunaan pukat jaring (trawl), kebijakan anti-illegal, unregulated, and unreported fishing (IUUF), larangan transshipment di tengah laut, dan penenggelaman kapal asing, mendatangkan hasil yang baik. 
 
"Kita semua tahu  Indonesia adalah satu di antara negara perikanan terbesar dunia. Menariknya, kebijakan Indonesia sangat inovatif dan mereka memiliki komitmen untuk menerapkan kebijakan reformasi berlandaskan ilmu pengetahuan yang kuat," katanya melalui siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (23/2/2017).
 
Sebelumnya, Balitbang KKP dan UCSB bekerja sama meneliti dampak reformasi kebijakan perikanan dalam negeri dan kebijakan IUUF.
 
Hasil penelitian menunjukkan reformasi kebijakan  membuat peningkatan biomassa laut Indonesia hingga 224%, peningkatan hasil tangkapan 100%, dan peningkatan keuntungan hingga US$3,7 miliar.
 
Tanpa kebijakan anti-IUUF, terjadi penurunan perikanan tangkap 52% dan penurunan keuntungan 66%. Penerapan kebijakan anti-IUUF tanpa reformasi kebijakan dalam negeri akan menciptakan tren penurunan perikanan tangkap 29% dan penurunan keuntungan 47%.
 
Sebaliknya, penerapan kebijakan anti-IUUF berbarengan dengan reformasi kebijakan dalam negeri menunjukkan peningkatan perikanan tangkap 25% dan peningkatan keuntungan 22%.
 
Peneliti Balitbang KKP Sonny Koeshendrajana mengatakan penelitian telah dilakukan pada dua komoditas laut, yakni ikan cakalang (skipjack tuna) dan rajungan (blue swimming crab).
 
Cakalang dipilih untuk mewakili spesies yang bermigrasi luas di banyak negara (highly migratory). Skipjack tuna juga merupakan produk ekspor perikanan andalan Indonesia, terutama untuk pengalengan, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. 
 
Rajungan merupakan produk perikanan yang 80% hasil tangkapannya diekspor. Blue swimming crab juga merupakan komoditas andalan utama nelayan skala kecil Indonesia sehingga perlu dikonservasi. 
 
Pemilihan komoditas yang berbeda ini dilakukan untuk menemukan berbagai cara terbaik untuk pengelolaan produk perikanan yang berbeda-beda di Indonesia. Kerja sama akan dilanjutkan dengan meneliti komoditas kakap merah (red snapper). Komoditas ini dipilih karena merupakan ikan karang yang berpindah (beruaya) lebih dari satu negara dan berada di wilayah yang rawan illegal fishing.
 
Peneliti Balitbang lainnya, Umi Mu’awanah, mengatakan tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengelola perikanan tuna demi keberlanjutan stok dan ekonomi ikan itu. 
 
"Nah, untuk yang blue swimming crab tadi, kita sudah presentasikan bahwa kebijakan kita terbukti secara teoritis dan menggunakan data yang ada, cukup memberikan dampak terhadap profit, biomassa, maupun keberlanjutan dari tangkapan atau produksi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper