Bisnis.com, JAKARTA – Program link and match antara SMK dan industri mulai bergulir pada akhir Februari.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan secara seluruh perusahaan pelaku industri akan diuntungkan oleh program pengembangan pendidikan vokasional di Tanah Air.
SMK dan pendidikan tinggi vokasi yang berkualitas memberikan pasokan tenaga kerja siap pakai secara berkelanjutan. Keahlian lulusan pendidikan vokasional juga lebih adaptif karena pelaku industri terlibat dalam penyusunan kurikulum.
Dia mengklaim siswa magang bahkan sudah bisa memberikan keuntungan kepada perusahaan karena sudah langsung terlibat dalam proses produksi.
“Langkah ini merupakan bagian dari program nasional yang diharapkan secara masif dapat merevitalisasi kondisi SMK yang ada saat ini,” kata Menperin, Minggu (19/2/2017).
Progam link and match dijadwalkan mulai bergulir di Jawa Timur pada 28 Februari dengan melibatkan 50 perusahaan dan 261 SMK, kemudian dilanjutkan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kerja sama tersebut ditargetkan menciptakan 175.000 tenaga kerja terampil per tahun yang memiliki kompetensi sesuai persyaratan yang diminta industri.
Plt. Sekjen Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, mengatakan pola pembelajaran di SMK dan pendidikan vokasional di bawah Kemenperin akan menerapkan sistem berbasis spesialisasi dan kompetensi. Tiap instansi juga memiliki mitra pabrik pembelajaran (teaching factory) sebagai lokasi pemagangan.
“Kami melihat kebutuhan tenaga kerja industri kompeten saat ini sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan besarnya animo dunia industri terhadap lulusan lembaga pendidikan yang diselenggarakan Kemenperin,” kata Haris.