Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan PT Pindad (Persero) agar menggandeng mitra asing untuk memperluas pasar ekspor produksi BUMN yang bergerak di bidang manufaktur pertahanan tersebut.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan Wapres menyarankan agar Pindad mencari mitra yang sudah menguasai pasar untuk meningkatkan jumlah produk yang diekspor.
Saat ini, Abraham mengatakan, porsi penjualan produksi Pindad mayoritas berasal dari pasar lokal, sementara yang diekspor hanya sekitar 10-15% dari total produksi. Sejumlah pasar ekspor yang telah menampung produk Pindad di antaranya Uni Emirat Arab (UEA), Myanmar dan Thailand.
“Tadi arahan beliau untuk cari partner, jangan terlalu banyak tapi yang bisa bekerjasama dan produknya dikenal. Tadi sempat menyebut beberapa negara, agar kita lebih mudah menjual produk,” katanya, usai bertemu Wapres di Kantor Wakil Presiden, Kamis (9/2/2017).
Namun, Abraham mengatakan pihaknya masih memiliki kendala dalam proses mengekspor produk secara langsung, yang telah dilaporkan kepada Wapres.
“Masih ada kendala beberapa hal terkait security yang tidak bisa kita lakukan ekspor langsung karena ada batasan-batasan dalam UU industri pertahanan,” ujarnya.
Selain meningkatkan pasar ekspor, Abraham mengatakan Wapres berpesan agar Pindad juga mengutamakan permintaan kebutuhan dari dalam negeri, utamanya untuk keperluan TNI dan Polri.
Pindad diminta lebih inovatif dalam pengembangan produk sehingga kebutuhan pasar dalam negeri dapat terakomodir lebih maksimal oleh produk buatan BUMN ini.
“Paling tidak arahan beliau utamakan permintaan dalam negeri namun ekspansif ekspor juga,” ujarnya.
Abraham mengatakan pihaknya akan fokus berinovasi pada sejumlah produk, seperti senapan SS-1 dan SS-2. “Varian inilah yang kita fokus untuk lakukan inovasi.”
Selain senapan, produk Pindad yang selama ini digunakan TNI adalah munisi caliber 5,56 mm dan 9 mm, panser anoa dan badak (kendaraan tempur) infantri.
“Kemudian kendaraan law enforcement untuk Polri, seperti water canon, arahan beliau untuk masuk ke sana. Masuk dan mengetahui pasar,” jelasnya.
Abraham mengatakan Pindad juga tengah gencar mendorong produksi industrial business, di luar produk untuk industri pertahanan, seperti eskavator, alat crane kapal, peralatan pembangkit listrik 35ribu MW, serta alat peledak komersial.