Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan LRT Dikebut, Ini Progressnya

Progress fisik pembangunan prasarana Light Rail Transit (LRT) Palembang sudah mencapai 35%. Sedangkan LRT Jabodebek diklaim sudah mencapai 12%.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menteri BUMN Rini Soemarno hadir dalam rapat terbatas mengenai perkembangan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta dan Palembang, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2)./Antara-Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menteri BUMN Rini Soemarno hadir dalam rapat terbatas mengenai perkembangan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta dan Palembang, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2)./Antara-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA--Progress fisik pembangunan prasarana Light Rail Transit (LRT) Palembang sudah mencapai 35%. Sedangkan LRT Jabodebek diklaim sudah mencapai 12%.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan prasarana LRT Palembang sepanjang 23,4 km ditargetkan selesai pada Juni 2018. Sedangkan pembangunan sarana ditargetkan selesai Maret 2018. 

"Kami menargetkan LRT Palembang dapat beroperasi pada Juni 2018 dengan dioperasikan oleh PT. KAI dengan subsidi dari pemerintah,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/2//2017).

Dia menjelaskan pendanaan pembangunan prasarana LRT Palembang menggunakan APBN yang dibayarkan selama 5 tahun anggaran (2017-2021) sedangkan pendanaan sarana berasal dari PT KAI.

Sementara itu, progress pembangunan LRT Jabodebek dengan rincian lintas Cawang-Cibubur mencapai 19,18%; lintas Cawang-Dukuh Atas: 1,21%; dan lintas Cawang-Bekasi Timur mencapai 6,95%. 

Pembangunan kontruksi fase 1 sepanjang 43 km ditargetkan selesai pada Desember 2018 dan dapat beroperasi pada Mei 2019.

Terkait pendanaan, berdasarkan Perpres No 98 Tahun 2015 Jo Perpres No 65 Tahun 2016 tentang Percepatan LRT di Jabodebek, pembayaran pembangunan prasarana dibebankan kepada APBN yang dilakukan secara bertahap atau sekaligus.

Beberapa hal penting yang memerlukan keputusan terkait LRT Jabodebek, Budi menjelaskan, adalah perlu adanya alternatif pembiayaan pembangunan LRT Jabodebek di luar APBN misalnya dengan pembiayaan 100% melalui investasi sinergi BUMN atau pembiayaan 50% APBN dan 50% investasi sinergi BUMN.<

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdul Rahman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper