Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Kelima Faktor Pemicu Pertumbuhan Ekonomi 2016

Pertumbuhan ekonomi 2016 tercatat 5,02 (year on year/ yoy) yang dipicu oleh lima hal di sisi porduksi.
Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto (tengah) didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial M. Sairi Hasbullah (kanan), dan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo memberikan penjelasan mengenai data inflasi di Jakarta, Rabu (1/2)./JIBI-Dedi Gunawan
Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto (tengah) didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial M. Sairi Hasbullah (kanan), dan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo memberikan penjelasan mengenai data inflasi di Jakarta, Rabu (1/2)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi 2016 tercatat 5,02 (year on year/ yoy) yang dipicu oleh lima hal di sisi porduksi.

Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan lima hal yang menggambarkan sisi produksi itu, pertama, pertambangan dan penggalian tumbuh meningkat akibat peningkatan total produksi pertambangan migas dan peningkatan produksi batubara.

Kedua, pengadaan listrik dan gas tumbuh tinggi sebagai dampak penambahan kapasitas pembangkit listrik PLN. Ketiga, perdagangan tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan produksi domestik.

Keempat, transportasi dan pergudangan tumbuh meningkat akibat penambahan jumlah armada, rute perjalanan dan frekuensi penerbangan khususnya angkutan udara.

Kelima, jasa keuangan tumbuh meningkat sebagai dampak pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga jasa perantara keuangan serta pertumbuhan pendapatan operasional lembaga pembiayaan.

Sementara, dari sisi pengeluaran ada enam aspek. Pertama, konsumsi rumah tangga menguat. Seluruh kelompok konsumsi tumbuh positif, terutama

kelompok transportasi dan komunikasi (penjualan mobil penumpang tumbuh tinggi) serta kelompok restoran dan hotel.

Kedua, konsumsi LNPRT tumbuh tinggi. Ada peningkatan kegiatan ormas dan parpol (persiapan dan kampanye pilkada serentak di 101 daerah) serta peningkatan kegiatan organisasi bantuan kemanusiaan.

Ketiga, pengeluaran konsumsi pemerintah terkontraksi. Hal ini terutama dipicu oleh penurunan belanja bansos.

Keempat, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) meningkat. Pertumbuhan barang modal jenis kendaraan (domestik) dan peralatan lainnya (domestik dan impor) yang tinggi terkoreksi oleh kontraksi barang modal jenis mesin dan perlengkapan serta kontraksi belanja modal pemerintah untuk bangunan dan infrastruktur.

Kelima, ekspor terkontraksi. Hal ini dipicu oleh kontraksi pada ekspor barang migas dan non-migas, meski ekspor jasa menguat (seiring dengan meningkatnya jumlah wisman).

Terakhir, impor terkontraksi. Hal ini terutama terjadi pada impor bahan baku dan penolong seiring dengan perlambatan industri manufaktur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper