Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah berharap agar penambahan produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu bisa segera mencapai 200.000 barel per hari (bph) agar target produksi siap jual atau lifting minyak 2017 bisa tercapai.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja mengatakan fasilitas produksi sudah siap melakukan penambahan produksi. Kesiapan produksi, katanya, ditunjukkan dengan produksi gas suar bakar atau gas flare yang bisa ditoleransi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Gas yang dibakar pun, katanya, lebih kecil volumenya karena gas tersebut bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, tak menimbulkan risiko lingkungan yang lebih besar.
"Kita usahakan gasnya kita injeksi. Targetnya 2017 ini sudah siap," ujarnya usai menghadiri Rapat Kerja bersama Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin (30/1/2017).
Kendati demikian, penambahan produksi ke 200.000 bph masih harus menunggu restu dari KLHK karena terkait dengan revisi analisis dampak lingkungan (Amdal). Seperti diketahui, sebelumnya ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator mengajukan penambahan produksi pada 2016 dalam revisi rencana kerja dan anggaran (work plan and budget/WP&B).
Namun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tak menerima rencana tersebut karena salah satu alasannya pengurusan revisi Amdal yang memakan waktu enam hingga delapan bulan. Dalam perjalanannya, pada rapat penetapan asumsi makro rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017, target lifting minyak ditetapkan 815.000 bph dengan asumsi penambahan produksi Banyu Urip menjadi 200.000 bph dimulai pada awal 2017.
"Amdal tetap perlu, izin untuk flare yang besar itu udah enggak diperlukan lagi karena gasnya akan digunakan semua," katanya.