Bisnis.com, BANDUNG - Rencana inisiasi pembangunan tol Subang-Patimban belum diakomodasi dalam tata ruang Pemerintah Kabupaten Subang.
Bupati Subang Imas Aryumningsih mengatakan pihaknya tidak memasukan rencana jalan tol tersebut dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Subang yang saat ini menunggu evaluasi Kementerian Dalam Negeri.
“Di RTRW kami belum [terakomodasi] baru sebatas pelabuhan Patimban,” katanya pada bisnis, Kamis (26/1/2017).
Imas mengakui jika pihaknya baru sebatas menerima informasi jika akan ada pembangunan tol dari Subang menuju Patimban.
Selain tol, pemerintah juga berwacana akan membangun kereta barang di pelabuhan pengganti Cilamaya tersebut. “Memang akan ada tol, ada juga kereta barang, apakah itu terakomodasi di tata ruang provinsi atau belum,” ujarnya.
Pihaknya berharap jika rencana pembangunan ini akan dilakukan, harusnya pihak swasta maupun pemerintah memberikan informasi detail. Imas mengaku belum mengetahui dari mana tol tersebut ditarik dari Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ke Patimban. “Informasi kebutuhan lahan juga belum ada,” katanya.
Menurutnya, informasi tersebut terungkap selintas dalam rapat pihaknya bersama Kementerian Perhubungan pekan lalu.
Rapat tersebut hanya membahas lebih pada target awal pengoperasian pelabuhan 2019. “Kami baru ditugaskan melakukan pendataan tanah, dan itu selesai. Kemungkinan tahun ini segera pembebasan,” tuturnya.
Imas mencatat ada kebutuhan untuk kawasan darat seluas 300 hektar dimana selanjutnya penetapan harga akan dilakukan lewat proses penaksiran.
Pihaknya memastikan pembebasan lahan di sisi darat Patimban mudah karena tidak membebaskan pemukiman. “Itu banyaknya lahan kosong dan tambak, tidak banyak warga yang kemungkinan harus dipindah,” katanya.
Dihubungi terpisah, Sekda Jabar Iwa Karniwa mengaku pembangunan tol Subang-Patimban sudah ada dalam rencana namun kepastian lokasi masih menunggu informasi dari Kementerian.
Menurutnya, dengan sisi darat dan tol, kemungkinan lahan yang dibutuhkan bisa mencapai 400 hektar. “Jadi itu sudah termasuk akses tol yang terhubung ke Cipali,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah pusat harus menyiapkan alokasi anggaran untuk belanja pengadaan tanah, guna menambah lebar dan panjang jalan akses menuju Patimban.
Termasuk mengadakan lahan untuk pembangunan akses rel kereta api menuju pelabuhan.“Rencananya jalan menuju pelabuhan ini bakal terintegrasi dengan Tol Cipali. Adapun jalur rel keretanya terintegrasi dengan Stasiun KA Pagaden,” paparnya.
Iwa sendiri berharap pemerintah pusat maupun pihak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) segera berkoordinasi dengan daerah mengingat pembangunan tol ini akan diinisiasi oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan Jasa Marga.
“Kami masih menunggu informasinya, kalau di tata ruang tol ini bisa masuk dalam kategori fasilitas penunjang,” cetusnya.
Sebelumnya, diberitakan Bisnis, Rabu (25/1) Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. tengah menjajaki untuk bergabung dalam konsorsium badan usaha jalan tol yang akan menginisiasi pembangunan jalan tol Subang-Patimban.
Jalan tol tersebut akan menghubungkan ruas jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dengan Pelabuhan Patimban sejauh 38 km.
Johannes Suriadjaja, Presiden Direktur Surya Internusa, mengatakan konsorsium itu bakal melibatkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Bila prakarsa perseroan dengan Jasa Marga mendapat lampu hijau dari badan pengatur jalan tol (BPJT), konsorsium itu memiliki kans untuk memenangkan tender karena sebagai inisiator memiliki hak untuk menyamakan atau right to match.
Menurut Johannes, saat ini perseroan masih menghitung biaya investasi yang bakal dibutuhkan untuk membangun jalan tol sepanjang 38 km itu. Bila semua berjalan sesuai harapan, pembangunan jalan tol bakal dimulai pada 2018. "Saat ini kami masih penjajakan dan proposalnya sedang worked out," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/1/2017).