Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai strategi mengundang masuk kapal besar ke Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai induk usaha akan melakukan pendalaman kolam dermaga Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT).
Direktur Teknis dan Manajemen Risiko PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Dani Rusli Utama menuturkan kegiatan pengerukan kolam dan alur di terminal JICT dan Koja dilakukan untuk menyesuaikan dengan fasilitas kolam dan alur New Priok Container Terminal (NPCT) 1.
"NPCT-1 saat ini telah memiliki kedalaman -16 meter LWS sehingga JICT dan Koja juga harus memiliki kedalaman kolam yang sama," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (25/1/2017). .
Sebelum mengeksekusi pengerukan kolam di kedua terminal, perusahaan tetap harus melakukan studi untuk memastikan aspek teknik dari konstruksi dermaga terminal peti kemas tersebut.
Untuk JICT, studi menunjukan pendalaman hingga -16 meter LWS cukup memungkinkan. "Pengerukan sudah kita lakukan untuk sisi utara yang jauh dari dermaga, tetapi yang sisi dekat dermaga akan kita cek ulang," katanya.
Dia menambahkan pengecekan ulang harus dilakukan untuk memastikan konstruksi dermaga sebelum dilakukan pengerukan. Dalam waktu dekat, Pelindo II akan mengorder kapal keruk untuk melakukan kegiatan pengerukan di sisi dermaga JICT.
Tidak hanya aspek teknik, dia menegaskan aspek komersial juga harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan ini.
Adapun, nilai investasi untuk pengerukan kolam JICT saja mencapai Rp60 miliar. Sementara itu, dia menuturkan perusahaan masih melakukan studi untuk pendalaman kolam Koja.
Dani memperkirakan studi teknik tidak akan memakan waktu lama, sekitar dua sampai tiga bulan. Namun, dia mengatakan investasi pendalaman kolam Koja belum dapat dipastikan, karena harus menunggu hasil studi.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G. Masassya menegaskan perusahaan memang menargetkan untuk memperdalam kolam dan alur di semua terminal peti kemas internasional dalam wilayah Pelabuhan Tanjung Priok sampai dengan - 16 meter LWS.
"Sehingga kapal besar bisa ke sana, tapi tentu ini perlu proses," katanya di kantor Pelindo II, Senin (23/1).
Elvyn menjelaskan dirinya ingin agar perusahaan melakukan kajian untuk melihat risiko teknis, sebelum pengerukan dapat dilakukan. "Kalau diperdalam dampaknya seperti apa," tuturnya.
Dia menambahkan pihaknya menargetkan kapal besar dapat masuk pada Juni 2017. Namun sebelumnya, Pelindo II harus melakukan perjanjian dengan operator kapal besar tersebut.
Sayangnya, Elvyn belum dapat memberikan nama operator pelayaran dunia yang akan masuk tersebut.