Bisnis.com, JAKARTA – Konsumsi yang rendah di pasar ritel menjadi beban utama kinerja penjualan semen sepanjang 2016.
Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Agung Wiharto mengatakan, penurunan konsumsi ritel adalah tekanan terbesar terhadap penjualan semen tahun lalu.
Dia menjelaskan, penjualan semen sak menyumbangkan sekitar 80% dari total penjualan semen di Indonesia. Penurunan konsumsi ritel dan penundaan proyek-proyek pembangunan perumahan pasti berdampak besar pada tingkat konsumsi semen nasional.
“Masyarakat yang membeli semen 10 sak buat bangun rumah, atau proyek yang membeli semen sak untuk finishing. Permintaan dari sana yang berasa,” katanya, Rabu (11/1/2017).
Agung berharap kondisi ekonomi, cuaca, dan politik bisa lebih stabil pada 2017 dan mendorong konsumsi semen tumbuh minimal 4% dibandingkan 2016.
Data Asosiasi Semen Indonesia menyatakan, penjualan semen sepanjang 2016 sebanyak 62 juta ton. Volume penjualan tahun lalu hanya berbeda tipis dari volume penjualan pada 2015 yang sebanyak 61,98 juta ton.
Kinerja penjualan semen nasional terseret oleh penurunan konsumsi semen di Jawa. Konsumsi semen di pasar semen terbesar di Tanah Air tersebut merosot 2% menjadi 33,75 juta ton.