Bisnis.com, PADANG — Rerata transaksi saham investor asal Sumatra Barat melalui anggota bursa yang beroperasi di daerah itu mengalami kenaikan signifikan hingga 112,84% dengan transaksi bulanan sekitar Rp188 miliar sepanjang periode Januari-November 2016.
Kenaikan rerata transaksi itu juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor sebesar 28,34% dari 5.896 investor menjadi 7.567 investor per November lalu.
“Rata-rata transaksi mengalami kenaikan signikan, begitu juga pertumbuhan jumlah investor. Ini menandakan potensi investor saham di Sumbar sangat besar,” kata Kepala BEI cabang Padang Reza Shadat Sahmeini, kepada Bisnis.com, Kamis (5/1/2017).
Dia merinci kenaikan transaksi secara drastis terjadi pada bulan Juni sebesar 158,65%. Enam bulan sebelumnya kenaikan bervariasi, dimulai dengan pertumbuhan negatif pada Januari yakni minus 26,64%, lalu naik sebesar 12%, dan puncaknya naik tertinggi di bulan November sebesar 238,24%.
Rata-rata total transaksi bulanan investor saham melalui anggota bursa di daerah itu mencapai Rp188 miliar jauh meningkat dibandingkan rerata transaksi bulanan tahun sebelumnya yang hanya Rp88 miliar.
Reza menyebutkan mulai pulihnya optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi, dan mulai membaiknya harga minyak dunia dan komoditas di pasar global membuat kepercayaan terhadap pasar modal meningkat.
Bahkan bursa Indonesia dinilai sebagai salah satu bursa berkinerja sangat baik sepanjang tahun lalu, jauh melampaui kinerja pasar saham di negara maju.
Adapun, transaksi investor saham dengan KTP Sumbar hingga November sudah menyentuh Rp10,80 triliun dengan volume transaksi sebanyak 19,47 miliar lembar saham.
Dia meyakini nilai transaksi itu akan kian meningkat di tahun ini, mengingat promosi dan edukasi yang dilakukan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas yang menyasar perguruan tinggi dan masyarakat umum.
Untuk perguruan tinggi, BEI sudah membuka galeri investasi di Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Putra Indonesia YPTK, Universitas Dharma Andalas, Politeknik Negeri Padang, dan IAIN Imam Bonjol Padang.
Juga dibuka galeri serupa di IAIN Bukittinggi, IAIN Batusangkar, dan perguruan tinggi lainnya di Sumatra Barat.
Meski termasuk salah satu daerah dengan potensi investor saham yang tinggi, sampai saat ini belum satupun perusahaan asal Sumbar yang menghimpun dana di pasar modal melalui aksi penawaran saham perdana.
“Harapan kami, tahun ini ada yang IPO [initial public offering]. Beberapa perusahaan bahkan sudah menyatakan minat untuk melantai di bursa,” kata Reza.
Menurutnya, sejumlah perusahaan yang potensial untuk IPO itu adalah PT Semen Padang, PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari, PT Incasi Raya, PT Kunango Jantan, dan PT Rocky Hotels Plaza.