Bisnis.com, MATARAM- Bank Indonesia Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Barat menyatakan perlunya mewaspadai sejumlah faktor yang bisa menjadi penyebab munculnya risiko inflasi pada 2017.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan NTB Prijono mengatakan, setidaknya ada empat potensi risiko inflasi yang patut diwaspadai yaitu anomali cuaca, rencana kenaikan tarif cukai rokok, meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan ke NTB, serta penyesuaian tarif admistrated price seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia.
"Paling tidak ada empat hal yang patut diwaspadai, seperti cuaca yang kita tahu tidak menentu selain itu ada administrated price juga," ujar Prijono di Mataram, Selasa (4/1/2016).
Kendati demikian, Prijono tetap optimistis inflasi NTB pada 2017 bisa terjaga pada kisaran angka 4+1%. Tercatat, nilai inflasi NTB dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak 2012 berturut-turut sebesar 4,0%, pada 2013 sebesar 9,5%, 2014 sebesar 7,2%, 2015 sebesar 3,4%, dan 2016 sebesar 2,61%
Pada Desember 2016, tekanan inflasi di NTB meningkat dibanding dengan bulan sebelumnya, didorong oleh kebutuhan masyarakat dan cukup banyak perayaan hari besar seperti Maulud Nabi, Natal, dan juga tahun baru yang masuk dalam masa libur akhir tahun. (Eka Chandra Septarini)