Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng Perusahaan Italia, Pupuk Cair Asal Sleman Tembus Pasar Eropa

Pupuk hayati cair nasional bermerek dagang Extragen yang diproduksi oleh PT Indoraya Mitra Persada 168 (IMP 168) mampu menebus pasar Eropa.
Ilustrasi Petani Tebarkan Pupuk/Antara
Ilustrasi Petani Tebarkan Pupuk/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Pupuk hayati cair nasional bermerek dagang Extragen yang diproduksi oleh PT Indoraya Mitra Persada 168 (IMP 168) mampu menebus pasar Eropa.

Presiden Direktur IMP 168 Atik Chandra telah meneken nota kesepakatan dilakukan di pabrik Extragen di Sleman Yogyakarta dengan Salvatore dari perusahaan agribisnis di Italia.

"Di minggu ini kami akan segera kirim extragen melalui cargo pesawat langsung ke Italia, sementara awal tahun 2017 akan kami kirimkan melalui jasa cargo kapal laut secara periodik karena harus masuk dalam beberapa kontainer," jelas Atik Candra

Salvatore mengatakan extragen yang diproduksi di Indonesia sudah ia pakai di negaranya sejak dua tahun lalu. Hasilnya sangat memuaskan, khususnya untuk tanaman anggur yang akan diproses menjadi wine dimana buahnya menjadi jauh lebih manis, juga stroberry dan plum. Dari hasil risetnya selama ini, produk extragen kualitasnya mengalahkan produk sejenis asal Amerika, China dan Jepang.  

"Saya datang sendiri langsung dari Italia ke Indonesia untuk memastikan apakah proses produksi yang dilakukan extragen di dalam memproduksi pupuk cair extragen benar-benar memenuhi stardarisasi Eropa. Setelah saya menyakini proses itu, pada tanggal 28 November kemarin, kami menandatangi kontrak Nota Kesepahaman dengan pihak IMP 168 untuk memastikan bahwa pesanan kami untuk pasar Eropa khususnya di Italia dapat seluruhnya dipenuhi pihak extragen," jelas Salvatore.

Menurut pengakuan Atik Candra, produk extragen sebenarnya sudah tiga tahun lalu masuk pasar internasional. Extragen sudah digunakan di Jordania untuk ratusan hektar perkebunan zaitun, pertanian hortikultura dan padi di Jepang, juga negara Suriname dan Australia.

Pemerintah Jepang sangat antusias bahkan menginginkan kerjasama yang lebih dalam meliputi transfer teknologi. "Nah, prasyarat yang terakhir inilah yang membuat saya tak berani melanjutkan kerjasama dengan mereka. Jika saya teruskan, mereka dapat saja membuat produk serupa dan hanya mengimpor bahan bakunya saja yang semuanya memang asli nusantara," imbuh Atik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper