Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satgas Penangulangan Bencana telah mengirimkan sejumlah peralatan berat seperti dua unit ekskavator dan 1 W Loader untuk membantu evakuasi terhadap korban bencana Gempa Bumi Aceh.
Selain itu, kementerian juga mengirimkan bantuan peralatan yang sudah berada di lokasi pengungsian beru 4 unit Mobil Tangki Air kapasitas tangki masing-masing 6000 liter. Sementara untuk mengantipasi kekurangan sarana, saat ini sedang dalam perjalanan dari Depo Regional Medan adalah 5 unit Mobil Tangki Air kapasitas 4000 lt, 70 unit Hidran Umum 2000 liter, 30 unit Hidran Umum 1000 liter dan MCK knockdown sebanyak 80 unit.
Tim Tanggap Darurat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dipimpin langsung oleh Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono tadi malam (Rabu, 7/12) bertolak ke Banda Aceh melihat langsung ke lapangan untuk identifikasi kerusakan dan mengambil langkah penanganan tanggap darurat, dilanjutkan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dibutuhkan masyarakat korban gempa bumi di 3 Kabupaten di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, yakni Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen.
Menteri Basuki menyatakan dalam kondisi darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi
“Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita akan manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian”,ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (08/12).
Ia menambahkan bahwa saat ini dari 3 IPA terdekat yang tersedia, 1 IPA tetap berfungsi baik karena mengandalkan sistem gravitasi, tetapi 2 IPA lainnya tidak dapat berfungsi karena gangguan listrik.
Bencana gempa bumi ini terjadi pada Hari Rabu 7 Desember 2016 pukul 05.03.36 WIB dan merupakan gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR dengan lokasi gempa berpusat di 18 Km Timur Laut Kabupaten Pidie Jaya Aceh dan kedalaman 10 km. Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban jiwa tercatat 82 orang dan kemungkinan bisa terus bertambah karena masih dilakukan pencarian dan identifikasi korban.
Dari hasil pengecekan awal di lapangan, dilaporkan beberapa infrastruktur mengalami kerusakan diantaranya retak memanjang pada badan jalan Sta. 142+300 (Pante Raja) sepanjang 200 m dengan lebar 20 cm dan kedalaman 1,2 m, bahu jalan retak pada Sta 125 + 000 (Lueng Putu/Pidie Jaya), bahu jalan amblas sepanjang 300 m di Sta 129 + 000 arah Banda Aceh – Medan, dan kerusakan pada oprit jembatan.
"Kita juga sedang melakukan identifikasi kerusakan bangunan publik (antara lain sekolah, masjid, puskesmas) dan bangunan milik warga, agar nanti bisa dilakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi secepatnya," tutup Menteri Basuki.
Sementara itu, khusus untuk kondisi Bendungan Rajui yang berada di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie dan diresmikan tahun 2015 dilaporkan secara keseluruhan dalam kondisi aman. Bendungan yang berbentuk urugan homogen dengan tinggi bendungan 41,20 m dan luas genangan 33,60 Ha ini bermanfaat untuk meningkatkan penyediaan air baku, meningkatkan produksi pertanian, mendukung program ketahanan pangan, mengembangkan perikanan darat dan menciptakan lapangan kerja di Kawasan Padang Tiji, Kabupaten Pidie.