Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Akan Perbaiki Alat Navigasi Penerbangan di Papua

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperbaiki alat navigasi penerbangan dan meningkatkan disiplin sumber daya manusia guna mengurangi kecelakaan penerbangan di Papua.
Pesawat Asian One mengalami crash landing di Bandara Aminggaru, Puncak, Papua, Kamis pagi (13/10)./Bisnis
Pesawat Asian One mengalami crash landing di Bandara Aminggaru, Puncak, Papua, Kamis pagi (13/10)./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperbaiki alat navigasi penerbangan dan meningkatkan disiplin sumber daya manusia guna mengurangi kecelakaan penerbangan di Papua.

"Kami terlebih dahulu konsolidasi facts and findings [fakta dan temuan] apa, kemudian diidentifikasi dan ada dua hal yang harus dilakukan, pertama memperbaiki alat navigasi, kedua meningkatkan disiplin," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Kampanye Keselamatan Penerbangan di Jakarta, Minggu (4/12/2016).

Ia mengatakan kecelakaan penerbangan di Papua sebagian besar terjadi karena faktor kesalahan manusia. Oleh karena terlalu percaya diri, sehingga melakukan meanuver-manuver yang berbahaya yang semestinya secara buku manual dari aspek keselamatan tidak boleh dilakukan.

Dia lalu meminta Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Hubungan gencar melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman personel mengenai keselamatan penerbangan di daerah.

"Saya tugaskan Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Pak Muzaffar untuk intensif setiap minggu ke sana [Papua] melakukan sosialisasi," katanya.

Pemerintah, ia melanjutkan, juga akan mengalokasikan dana untuk meningkatkan fasilitas navigasi di Papua dan selanjutnya menyusun aturan khusus mengenai penerbangan di Papua yang medannya berbeda dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain.

Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tahun ini jumlah kecelakaan penerbangan tahun ini tercatat yang terbanyak sejak 2010.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan hingga saat ini sudah ada 41 kecelakaan penerbangan yang diselidiki tahun ini, jauh lebih banyak dibandingkan jumlah kecelakaan penerbangan selama 2015 yang tercatat 28 kecelakaan.

Berdasarkan lokasi kejadian, dia menyebutkan, kecelakaan penerbangan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dan Papua. Penyebab kecelakaan di Papua, ia menjelaskan, antara lain karena perawatan infrastruktur yang belum optimal.

"Terutama masalah airstrip yang saat ini memang belum sepenuhnya dikontrol oleh pemerintah. Saya sudah minta kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk memperhatikan ini," katanya.

Ia menambahkan perawatan dasar airstrip pada sistem drainase) dan pengarah angin harus lebih diperhatikan. "Paling tidak rumputnya dipotong, kondisi yang minimal ini harus dipenuhi karena moda ini dibutuhkan oleh teman-teman di Papua," katanya.

Ketua Subkomite Kecelakaan Udara KNKT Kapten Nur Cahyo Utomo mengatakan penyebab kecelakaan penerbangan paling banyak faktor manusia (67,12%) disusul faktor teknis (15,75%), lingkungan (12,33%) dan fasilitas (4,79%).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper