Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Kerajinan Tangan di Bali Didorong Akses Dana Murah

Eksportir dan produsen handicraft Indonesia di Bali akan didorong semakin banyak mengakses dana murah melalui lembaga pembiayaan dana bergulir atau LPDB Kementerian Koperasi dan UKM, karena dapat membantu ekspansi usaha.
Tas olahan dari pelepah pisang./Ilustrasi-Bisnis-Ropesta Sitorus
Tas olahan dari pelepah pisang./Ilustrasi-Bisnis-Ropesta Sitorus

Bisnis.com, DENPASAR - Eksportir dan produsen handicraft Indonesia di Bali akan didorong semakin banyak mengakses dana murah melalui lembaga pembiayaan dana bergulir atau LPDB Kementerian Koperasi dan UKM, karena dapat membantu ekspansi usaha.

Ketua DPD Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraf Indonesia (Asephi) Bali Ketut Dharma Siadja mengakui selama ini anggotanya yang memanfaatkan pendanaan murah tersebut masih sangat kecil jumlahnya karena masalah belum mengetahui.

“Jumlah anggota 170 eksportir anggota kami, yang mengakses dana ini baru tiga perusahaan karena tidak banyak yang tahu. Makanya, nanti akan sosialisasi agar semakin banyak tahu dan siapa yang pengen akses kami fasilitasi,” tuturnya usai Musda Asephi, Selasa (22/11/2016).

Menurutnya, salah satu keuntungan mengakses dana program Kemenkop dan UKM tersebut adalah suku bungannya yang lebih rendah dibandingkan lembaga keuangan lain. Bahkan ada informasi, suku bungannya akan kembali diturunkan pada tahun depan tetapi masih menunggu persetujuan dari DPR RI.

Dharma mengungkapkan pemanfaatan dana murah diyakini dapat membantu mengatasi persoalan permodalan yang sering dialami oleh anggota Asephi. Selain itu, dapat menjadi salah satu cara melakukan ekspansi di tengah perkembangan dunia global yang belum stabil pada saat ini.

Selain mendorong mengakses pendanaan murah, Asephi Bali juga berancang-ancang akan lebih banyak membidik pasar Eropa dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Langkah itu dilakukan guna mengantisipasi presiden AS terpilih Donald Trump merealisasikan kebijakan proteksionisme yang berpotensi menghambat ekspor dari Bali.

Dia mengungkapkan akan mendorong anggota semakin banyak mengikuti pameran-pameran di luar negeri dengan menggandeng kementerian terkait. Selain itu, desain dan kemasan produk akan diarahkan membidik pasar negara-negara Eropa seperti Jerman, dan Prancis.

Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bali, potensi industri kecil dan menengah (IKM) Bali sangat besar.

Pada 2015, jumlah IKM sebanyak 12.061 unit usaha atau mengalami pertumbuhan mencapai 8,32% dibandingkan akhir 2011 sebanyak 9.061 unit usaha. Adapun jumlah tenaga kerja yang sudah diserap oleh sektor ini sebanyak 93.180 orang.

Produk-produk IKM Bali tersebar ke 104 negara, dengan Amerika Serikat merupakan pasar terbesar. Sementara itu, dari total nilai ekspor Bali pada akhir tahun lalu tercatat senilai US$481,4 juta. Tercatat jumlah eksportir Bali saat ini mencapai 352 eksportir dan 67 di antaranya memiliki sertifikat legalitas kayu (SLK).

Adapun jenis produk yang diekspor dari Bali berbahan kayu meliputi kerajinan kayu, furniture, komponen atau rumah jadi. Realisasi ekspor kerajinan kayu mengalami peningkatan rata-rata 5,42% per tahun. Namun, nilai ekspor untuk furniture mengalami penurunan rata-rata 3,43% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper