Bisnis.com, JAKARTA—PT Wijaya Karya Tbk membidik untuk menjadi pengembang kawasan Transit Oriented Development (TOD) di area sekitar infrastruktur yang dibanngun perseroan, salah satunya adalah tol Serang—Panimbang sepanjang 84 kilometer.
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk Steve Kosasih mengatakan, proyek jalan tol yang baru dibangun rata-rata kurang layak secara finansial, sehingga pengembangan TOD atau kawasan dapat menjadi salah satu alternatif pendapatan perusahaan ketika infrastruktur telah terbangun.
“Serang-Panimbang itu yang paling ramai Serang-Bitung. TOD kita incar di beberapa tempat, tetapi belum bisa kita buka sekarang,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/11)
Menurutnya, TOD adalah pengembagan kawasan yang mengintegrasikan konsep residensial sekaligus komersial seperti pertokoan. Sejauh ini Steve menilai belum ada investor jalan tol yang sekaligus menjadi pengembang TOD, atau Tempat Istirahat (TI) di jalan tol, sehingga keuntungan dari pengembangan kawasannya selama ini dipetik pengembang properti.
Dalam tender tol penunjang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung itu, Wika bersama dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk dan PT Jababeka menjadi satu-satunya peserta yang memasukkan dokumen penawaran. Saat ini proses lelang tengah memasuki fase negosiasi antara pemerintah dengan badan usaha terkait besarnya dukungan pemerintah yang akan diberikan untuk meningkatkan kelayakan tol senilai Rp10,8 triliun.
Selain membidik TOD untuk tol Serang—Panimbang, Wika juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.900 hektare untuk pengambangan TOD di wilayah yang dilintasi kereta cepat Jakarta—Bandung. Lahan yang telah disiapkan perseroan tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung, dan Karawang.
“Pati akan kami tambah lagi, tapi detailnya mana saja belom bisa kami ceritakan,” ujarnya.
Pengembangan TOD akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan munculnya atau terbentuknya kawasan dan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang diantaranya akan menciptakan lapangan kerja baru. TOD merupakan pengembangan kawasan multifungsi komersial yang memang dirancang untuk memaksimalkan akses menuju angkutan transportasi.
Selain itu, Steve mengungkapkan hingga kini tengah menambah bidikan proyek baru dari Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta yang diharapkan segera dilakukan pengumumannya dalam waktu dekat. Hingga kini PT Jakarta Propertindo (Jakpro) belum juga mengumumkan lantaran tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No.79/2015 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Jakpro tidak berani mengumumkan BUMN yang menjadi pemenangnya