Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menjamin produksi padi bakal sesuai target tahun ini meski sepanjang kuartal ketiga terjadi penurunan produksi sektor pertanian di daerah itu, akibat cuaca ekstrem.
Candra, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar menyebut, produksi padi tahun ini diyakini sesuai target yakni 2,60 juta ton atau sedikit meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,56 juta ton.
“Penurunan di kuartal ketiga itu, lebih ke luas tanamnya saja yang berkurang, karena terjadi gagal panen di beberapa daerah,” katanya, Selasa (15/11/2016).
Menurutnya, luas tanam tahun ini turun dari target 516.000 hektare menjadi hanya 496.000 hektare, karena kemarau di sejumlah daerah yang menyebabkan gagal panen.
Dia mengungkapkan, meski terjadi penurunan luas tanam tahun ini, namun produktivitas lahan masih tinggi sehingga tidak mempengaruhi target produksi.
Candra mengungkapkan, untuk tahun depan, lembaganya sudah menyusun pola tanam yang dimulai sejak Oktober tahun ini untuk menjamin target produksi sebesar 3 juta ton pada 2017 terpenuhi.
Menurutnya, target luas tanam dipatok mencapai 530.000 hektare yang diharapkan tuntas proses penamanan hingga 100% di bulan Agustus, sehingga target produksi terpenuhi.
Selain itu, juga perbaikan sejumlah jaringan irigasi di 30 titik yang mencakup areal sawah seluas 165.000 hektare, terutama di daerah Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.
Sebelumnya, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal ketiga tumbuh melambat hanya 4,82%, menyusul penurunan kinerja sektor pertanian.
Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar Hefinanur menyebutkan dari sisi produksi, sektor pertanian mengalami penurunan atau minus 1,09%. Padahal sektor itu berperan paling besar dalam pembentukan PDRB Sumbar yang porsinya mencapai 24%.
“Selama triwulan III itu, untuk pertanian memang menurun produksinya, terutama padi sampai turun 5%, karena disebabkan cuaca ekstrem,” katanya.
Menurutnya, cuaca di sejumlah daerah seperti Kabupaten Tanah Datar, Limapuluh Kota dan Pasaman mengalami kekeringan dan panas berkepanjangan, sehingga menyebabkan gagal panen.
Begitu juga dengan sejumlah daerah lainnya di pesisir pantai barat Sumatra mengalami hujan terus menerus yang menyebabkan terjadinya gagal panen di beberapa tempat.
Selain pertanian, dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi juga berasal dari pemotongan dana alokasi umum (DAU) serta efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat yang terkontraksi hingga 1,78%.