Bisnis.com, JAKARTA - Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat diproyeksi memicu ketidakpastian ekspor Indonesia ke Negara Paman Sam itu.
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian menuturkan hasil pemilihan presiden AS menimbulkan reaksi yang beragam di Indonesia. Koreksi cukup tajam terjadi di pasar saham dan nilai tukar rupiah.
Pada perdagangan Rabu (9/11), Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat melorot hingga 1,6%, dan ditutup turun 56,36 poin atau -1,3% ke level 5.414,321 poin. Adapun nilai tukar rupiah melemah 0,33% menjadi Rp13.127 per dolar AS.
Fakhrul menilai kemenangan calon presiden Donald Trump yang sudah di depan mata berisiko memberi ketidakpastian terhadap kinerja perdagangan Indonesia. Pasalnya, Trump dalam kampanyenya berusaha untuk memberikan prioritas terhadap produksi rakyat Amerika Serikat.
Berdasarkan data BPS, pangsa pasar ekspor Indonesia ke AS meningkat cukup signifikan dari 7,9% pada 2013 menjadi 11,3% pada Agustus 2016.
"Apalagi Presiden Joko Widodo telah mengatakan keinginannya untuk bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP), guna mendukung industri tekstil dan lainnya. Bila Trump mengemplementasikan semua janji-janji kampanyenyanya, akan ada beberapa potensi resiko perdagangan yang mungkin timbul," tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2016).
Jika janji kampanye yang pernah dinyatakan trump direalisasikan, imbuhnya, perjanjian perdagangan multilateral seperti NAFTA dan TPP berpotensi besar untuk direnegosiasi.