Bisnis.com, JAKARTA— Kandidat presiden AS Donald Trump hampir dipastikan terpilih sebagai presiden pengganti Barack Obama setelah menguasai raihan suara electoral college di negara bagian Florida, North Carolina dan Ohio.
Pengusaha properti tersebut secara tak terduga terus mengantongi suara electoral college hingga 254 suara, sedangkan Hillary baru mencatat 209 suara hingga berita ini diturunkan. Kemenangan itu terjadi di wilayah yang sebelumnya diprediksi akan dikuasai oleh Hillary Clinton.
Mendekati batas waktu penutupan kotak suara, Hillary Clinton terus mengejar di wilayah yang dikenal dengan swing states seperti Colorado dan Virginia. Swing states yang menjadi kunci penentu dengan perbandingan suara paling ketat termasuk New Hampshire, Pennsylvania, Michigan, Wisconsin dan Nevada.
Akan tetapi kemenangan Trump diprediksi akan membuat pasar keuangan terpengaruh. Indeks rata-rata industri Dow Jones turun 500 poin pada perdagangan after-hours. Brad McMillan, chief investment officer Commonwealth Financial Network, mengatakan kemenangan Trump akan memicu ketidakpastian dan berpeluang untuk anjloknya harga saham.
Trump meraih kemenangan di Idaho, North Carolina, Florida, Ohio, Missouri, Montana, Louisiana, Arkansas,Kansas, North Dakota, South Dakota, Texas, Wyoming, Alabama, West Virginia, Kentucky, Oklahoma, South Carolina, Tennessee dan Indiana. Indiana merupakan basis Republik dan kampung halaman calon Wapres Mike Pence.
"Terima kasih Indiana sebagai negara bagian pertama yang memenangkan pilihan untuk menjadikan Amerika kembali menjadi hebat,” ujar Pence sebagaimana dikutip USAToday.com, Rabu (9/11/2016).