Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo kembali menegaskan komitmennya untuk memberikan prioritas pembangunan infrastruktur dan memberikan kesempatan kepada pihak swasta termasuk untuk masuk dalam pembangunan bandara.
Pasalnya, anggaran pendapatan dan belanja negara tidak bisa mencukupi kebutuhan biaya infrastruktur selama lima tahun yang mencapai sekitar Rp5.000 triliun rupiah.
Berdasarkan perkiraan, APBN selama lima tahun untuk pembangunan diperkirakan hanya Rp1.500 triliun, sehingga masih ada kekurangan sekitar 75%. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo membuka peluang seluas-luasnya bagi sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur.
“Kalau dulu kan hanya jalan tol, urusan pembangkit listrik, [sekarang] airport silakan. Yang jelas sekarang ini kita ingin memberikan peluang sebesar-besarnya kepada swasta,” katanya saat membuka Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia Tahun 2016, di Plenary Hall, Jakarta Convention (JCC), Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Presiden menawarkan tiga skema berinvestasi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Pertama, skema sekuritisasi yaitu menjual aset kepada swasta untuk mendapatkan suntikan modal kembali untuk membangun infrastruktur yang lain.
Presiden bahkan juga sudah menyampaikan ke Jasa Marga, Wijaya Karya, Waskita Karya yang memiliki jalan-jalan tol untuk membangun jalan tol sebanyak-banyaknya bukan memiliki jalan tol. Dengan demikian, jalan tol yang sudah ground field mulai dilepas supaya dapat modal lagi untuk membangun di tempat yang lain.
Kedua, adalah skema konsesi yaitu pengelolaan aset infrastruktur umum oleh swasta. Presiden Joko Widodo juga mempersilakan yang mau masuk, baik yang berupa pelabuhan maupun airport.
"Silakan yang mau masuk baik yang berupa pelabuhan, berupa airport silakan. Skema-skema seperti ini yang akan terus kita kembangkan, Beberapa pelabuhan sudah dilepas Kementerian Perhubungan untuk ditawarkan, peluang seperti ini yang terus kita tawarkan karena APBN tidak cukup untuk membangun infrastruktur yang ada di negara kita” ujarnya.
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
Tak hanya itu, Presiden juga mengungkapkan swasta juga bisa masuk untuk infrastruktur pendukung, baik yang menengah maupun kecil yang juga masih banyak memiliki peluang.
“Orang melupakan, orang hanya melihat yang besar, besar, besar, padahal yang menengah dan yang kecil ini juga banyak yang peluang yang bisa dimasuki,” kata Presiden.
Presiden menambahkan begitu ada proyek besar pasti akan muncul restoran dan perhoelan. Hal-hal seperti ini dinilai Presiden, yang sering tidak dilihat.
“Inilah saya kira peluang-peluang yang bisa diambil, dimasuki sehingga kecepatan kita dalam membangun infrastruktur itu bisa kita lakukan,” ujarnya.