Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peningkatan konsumsi produk perikanan di berbagai daerah juga selaras dengan pengembangan sektor kelautan dan perikanan karena memperbesar permintaan domestik.
"Salah satu yang didorong tidak hanya ikan dalam tanda petik diekspor, tetapi juga industri tradisional yang menciptakan permintaan terhadap sektor perikanan di dalam negeri," kata Airlangga Hartarto dalam Rakernas Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Untuk itu, ujar Airlangga Hartarto, pihaknya juga mendorong tingkat konsumsi ikan secara nasional.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menginginkan sumber protein bagi warga dapat diperbanyak dengan meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat.
"Tantangan pembangunan lain adalah saat ini terdapat lebih dari 800 juta orang mengalami gizi buruk atau malnutrisi, yang memerlukan sumber protein yang murah namun bergizi tinggi. Dan, hal ini bisa kita temukan pada ikan," kata Slamet Soebjakto.
Dirjen Perikanan Budi Daya KKP mengingatkan hal yang wajar jika pemerintah dan pengusaha memberikan perhatian lebih pada pengembangan perikanan budi daya karena populasi penduduk global diperkirakan akan tumbuh sebanyak sembilan miliar orang hingga 2050, yang merupakan tantangan besar dalam pemenuhan sumber pangan dunia.
Sebagaimana diwartakan, sejumlah daerah di Tanah Air telah mempromosikan agar masyarakatnya dapat meningkatkan konsumsi pangan ikan di daerah tersebut.
Misalnya, Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, membentuk Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) untuk menjalin koordinasi, keterpaduan langkah dan tindakan seluruh instansi bidang perikanan di tingkat pusat dan daerah.
Wakil Bupati Pasaman Atos Pratama di Lubuk Sikaping, Senin (24/10) menyebutkan, terdapat lima bidang dalam struktur kepengurusan Forikan ini yakni Penguatan Organisasi dan Pembinaan Kecamatan, Peningkatan Produksi Usaha, Pembinaan Mutu dan Defersifikasi Produk, Promosi dan Pemasaran, serta Data dan Publikasi.
"Forikan ini sekaligus berperan sebagai inspirator, kreator, motivator dan aktivator dalam rangka mewujudkan program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan). Forikan ini diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera," katanya.
Selain itu, Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, berupaya lebih menggalakkan lagi program gemar makan ikan meskipun warga kota ini tingkat konsumsi ikannya tergolong cukup tinggi sekitar 36 kilogram per kapita per tahun.
Menurut Sekretaris Daerah Palembang Harobin Mustafa di Palembang, Jumat (14/10), jajaran Pemkot Palembang bersama ibu-ibu PKK terus berupaya menggalakkan program gemar makan ikan di lingkungan keluarga dan kawasan permukiman penduduk yang memiliki makanan khas daerah menggunakan ikan sebagai bahan olahannya, seperti pempek dan pindang.
Tingkat konsumsi ikan warga kota ini perlu didorong lebih tinggi lagi karena ikan memiliki kandungan yang baik untuk mencukupi asupan gizi anak dan anggota keluarga lainnya sehingga program yang dapat mendorong masyarakat lebih menyukai makan ikan terus digalakkan, katanya.
Berdasarkan data FAO 2016, Indonesia mampu menjadi negara kedua terbesar untuk produksi perikanan dunia setelah Republik Rakyat China.
Pada tahun 2014 dengan produksi perikanan budi daya China mencapai 58,8 juta ton dan Indonesia mencapai 14,3 juta ton, diikuti oleh India yang produksinya mencapai 4,9 juta ton.
Tingkatkan Konsumsi Ikan Pacu Permintaan Domestik
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peningkatan konsumsi produk perikanan di berbagai daerah juga selaras dengan pengembangan sektor kelautan dan perikanan karena memperbesar permintaan domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 menit yang lalu
Pengentasan Kemiskinan, Pemerintah Sepakat Gunakan Data BPS
11 menit yang lalu
Pemerintah Telah Kucurkan Rp13,7 Triliun untuk Bangun Rumah Murah
19 menit yang lalu
Menpar Undang Investor UEA, Suntik Buat Pariwisata RI?
56 menit yang lalu