Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I diminta untuk segera meningkatkan infrastruktur Bandara Ngurah Rai Bali agar kapasitas alokasi terbang dapat terbuka lebih lebar, sehingga dapat mendukung tingginya permintaan jasa angkutan udara ke depannya.
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan upaya meningkatkan kapasitas waktu alokasi terbang atau slot time di Ngurah Rai sampai saat ini belum signifikan.
“Padahal, operator penerbangan yang ingin buka rute baru atau tambah frekuensi itu banyak sekali, baik dari nasional maupun asing. Namun, karena runway di sana cuma satu, yah enggak bisa,” katanya di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Bayu menilai Bali merupakan salah satu destinasi utama yang paling diincar oleh maskapai. Pasalnya, tingkat keterisian kursi pesawat (load factor) menuju Bali cukup tinggi, meskipun di saat musim sepi (low season).
Dia menambahkan wacana membangun bandara baru di utara Bali sebenarnya juga sudah lama didengung-dengungkan. Namun, hingga saat ini, kepastian membangun bandara baru tersebut juga masih belum jelas.
“Memang Menteri Perhubungan [Budi Karya Sumadi] sempat menyebutkan bahwa Bali harus memiliki bandara baru lagi. Yah, kami harap itu bisa terealisasikan, dan jangan lupa akses kesana juga harus disiapkan,” tuturnya.
Asal tahu saja, pergerakan pesawat untuk penerbangan domestik di Ngurah Rai mencapai 59.518 pergerakan sepanjang Januari-September 2016, naik 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 54.406 pergerakan.
Sementara untuk penerbangan internasional, jumlah pergerakan pesawat mencapai 42.618 pergerakan, naik 14%. Adapun, total penumpang yang melalui Ngurah Rai sebanyak 14,88 juta penumpang, naik 17%.
Senada, Direktur Operasi Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Wisnu Darjono menuturkan bahwa tingkat keterisian slot time di Ngurah Rai pada saat ini sudah hampir maksimal.
“Kapasitas slot time di Ngurah Rai saat ini sebesar 28 pergerakan per jam. Sementara, realisasinya sudah sekitar 23 pergerakan per jam. Jadi bisa dibilang, pergerakan pesawat disana sudah cukup padat,” ujarnya.
Wisnu menilai Ngurah Rai membutuhkan landas pacu tambahan agar kapasitas slot time bisa ditingkatkan. Meski begitu, sambungnya, jalan penghubung antara landas pacu dan tempat parkir pesawat (taxiway) juga bisa menjadi solusi.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengatakan saat ini penambahan landas pacu di Ngurah Rai belum menjadi bagian dari upaya Angkasa Pura I untuk meningkatkan kapasitas slot time.
“Untuk jangka pendek, kami akan melakukan pengaturan parkir pesawat kecil untuk tidak [parkir] di Bali. Sementara untuk jangka panjang, kami akan menyiapkan rapid exit taxiway dan perluasan apron secara bertahap,” katanya.
Selain itu, lanjut Israwadi, Angkasa Pura I juga akan mengkaji pembangunan bandara baru di Bali utara. Sayangnya, dia masih enggan untuk menjelaskan lebih detail terkait rencana pembangunan bandara baru tersebut.