Bisnis.com, JAKARTA— Pembangunan infrastuktur yang menunjang konektivitas negara Asean mutlak diperlukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi antar negara di satu kawasan tersebutm terlebih dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan konektivitas baik berupa jalan perbatasan, jalur logistik laut, hingga kelistrikan dapat menjadi perekat antar 10 negara Asean.
“Dengan semangat MEA, kita harus gali potensi investor dari Singapura, Filipina, sesuai keahliannya. Misalnya Filipina itu ahli di panas bumi, mungkin dia bisa mengembangkan panas bumi Indonesia yang belum dieksplor,” ujarnya dalam konferensi pers Asean G2B Infrastructure Investment Forum, Kamis (02/10).
Menurutnya, salah satu upaya pemerintah menarik minat investasi adalah melalui penyelenggaraan forum investasi, antara lain Asean G2B Infrastructure Investment Forum dan Indonesia Infrastructure Week, yang akan diselenggarakan pada 08 hingga 11 November 2016.
Melalui forum ini, ujarnya, pemerintah akan memaparkan enam beberapa infrastruktur ke hadapan investor internasional, antara lain jalan tol Jogjakarta—Solo, jalan pelayaran Ro-Ro Bitung-Davao, Pelabuhan Kuala Tanjung, Bandara Internasional Kertajati, program percepatan 35.000 mW, dan jalan tol Sukabumi—Ciranjang—Padalarang, Jakarta—Surabaya High Speed Train, dan Soekarno—Hatta Railways.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Rosani menyatakan, kombinasi antara kebutuhan infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019 sekitar Rp4.700 triliun, dengan kebutuhan pelaksanaan rencana induk proyek Asean Connectivity senilai USD 3,3 triliun selama 15 tahun ke depan dapat menjadi peluang pasar yang menjanjikan bagi investor yang menanamkan modalnya.
“Kita mengundang pemain infrastruktur asing yang di Asean seperti San Miguel Group. Banyak juga dana pensiun yang besar-besar dari Amerika, Australia, Eropa yang supaya dananya berkembang mereka butuh emerging market, dan mereka melihat Indonesia sebagai salah satunya,” ujarnya.
Menurutnya, Kadin mendukung penuh pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. Dalam kerangka yang lebih besar, forum ini juga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan rancangan induk Asean Connectivity dalam 15 tahun mendatang.