Bisnis.com, JAKARTA--Proyek Matindok di Sulawesi Tengah yang dioperatori PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) mundur dan baru beroperasi pada 2017 dari target awal kuartal I/2016.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam memperkirakan Matindok baru bisa beroperasi pada 2017.
Rencananya, proyek yang nantinya akan memproduksi gas sebesar 65 MMscfd dan minyak 500 bph itu terkendala karena terlambatnya fase perencanaan kontruksi (construction phase plan/CPP) oleh konsorsium kontraktornya.
"Ada keterlambatan di CPP consrtiumnya," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (3/11/2016) malam.
Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Muliawan, mengatakan dari 13 proyek, tersisa dua proyek yang belum bisa beroperasi pada 2016. Adapun, proyek seperti Wasambo, Sulawesi Selatan (Energy Equity Epic Sengkang) dan Matindok, Sulawesi Tengah (PT Pertamina EP) belum bisa memproduksi minyak dan gas bumi pada 2016.
Dia menyebut proyek Wasambo yang ditarget beroperasi pada kuartal III/2016, akhirnya mundur karena faktor kesiapan fasilitas produksinya.
Akibatnya, Wasambo yang akan memasok gas ke South Sumatera Liquefied Natural Gas (SS LNG) tertunda dan harus mendapat pasokan pengganti. SS LNG, katanya, mendapat pasokan dari Bontang selama Wasambo belum menghasilkan gas.
Wasambo sendiri yang diproyeksi akan menghasilkan gas sebesar 80 juta kaki kubik per hari (MMscfd) baru beroperasi pada kuartal I/2017. Dengan demikian, saat ini, perlu penyesuaian harga lagi karena mundurnya waktu operasi proyek.
Selain itu, ujar Muliawan, proyek Lapangan Matindok pun mundur akibat belum harmonisnya konsorsium kontraktor yang mengerjakan konstruksi fasilitas produksinya. Masalah lain yang cukup berkontribusi terhadap mundurnya proyek yakni ketidakpastian pembeli gasnya.
"Karendan dan Dayung Compression sudah beroperasi, tinggal Wasambo dan Matindok yang belum," ujarnya.
Proyek Migas Matindok Beroperasi 2017
Proyek Matindok di Sulawesi Tengah yang dioperatori PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) mundur dan baru beroperasi pada 2017 dari target awal kuartal I/2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Duwi Setiya Ariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu
Rekomendasi dan Sentimen Seputar Saham Harita Nickel (NCKL)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu
Bos BI Waspadai Perang Tarif Dagang Usai Trump jadi Presiden AS
11 jam yang lalu