BISNIS.COM, JAKARTA- PT Pertamina EP menargetkan pekerjaan paket rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pembangunan Gas Plant di Area Matindok tuntas pada Desember 2014.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina EP Doddy Priambodo mengatakan, pada awalnya target pengerjaan paket EPC yang dilakukan oleh PT Rekayasa Industri ini adalah Maret 2015. Namun pihak Pertamina (Persero) meminta percepatan hingga Desember 2014.
Saat ini pihaknya baru mulai mengerjakan rangkaian paket EPC tersebut. “Masih dalam tahap awal, saat ini progressnya sudah 7 %,” kata Doddy di kantornya, Jumat (8/3/2013).
Penyelesaian proses EPC ini memang harus dipercepat. Pasalnya, penyelesaian pengembangan Area Matindok ini harus sesuai dengan rampungnya pembangunan kilang gas alam cair Donggi Senoro milik PT DSLNG.
Bersama Blok Senoro Toili milik PT Pertamina Hulu Energi – Medco E&P Indonesia, Area Matindok akan memasok gas ke Kilang Donggi Senoro untuk diubah menjadi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).
PT DSLNG sendiri, lanjut Doddy, mempunyai jeda waktu selama 6 bulan pasca rampungnya pembangunan kilang.
“Kami akan berusaha agar Area Matindok siap memasok gas dalam kurun waktu tersebut. Kalau lewat dari itu, kita akan susah karena akan dikenai pinalti,” jelasnya.
Area Matindok akan mengalirkan gas sebesar 80 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) ke Kilang Donggi Senoro. Sementara dari Blok Senoro Toili, PT DSLNG akan memperoleh pasokan gas sebesar 250 MMscfd.
Adapun besaran investasi yang sudah dikeluarkan hingga sekarang yaitu US$60 juta dari total US$762,1 juta. Untuk tahun ini Pertamina EP akan mengucurkan dana sebesar US$105 juta. Dana ini akan digunakan untuk melanjutkan pemboran pengembangan dan sumur kerja ulang, termasuk untuk pembangunan gas plant.
Senior Manager of Relations Medco E&P Indonesia Joang Laksanto mengatakan pihaknya sudah hampir merampungkan paket EPC di Blok Senoro Toili.
“Saat ini kita proses penyelesaian pembebasan lahan,” katanya. Dia menargetkan penyelesaian Blok Senoro akan bersamaan selesainya dengan Kilang Donggi Senoro pada akhir 2014.
Kilang LNG milik PT Donggi Senoro LNG berkapasitas 2 juta ton LNG per tahun (2 MTPA) terletak di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Kilang tersebut diperkirakan onstream pada 2014.
Saat ini, seluruh produksi LNG dari kilang tersebut sudah akan diserap habis oleh dua pembeli asal Jepang yakni Chubu Electric sebesar 1 MTPA dan Kyushu Electric 0,3 MTPA. Sisanya sebesar 0,7 MTPA akan dibeli oleh KOGAS, perusahaan asal Korea.
Ada pun DSLNG dimiliki oleh Pertamina Hulu Energi 29%, PT Medco LNG Indonesia 11,1%, dan Sulawesi LNG Development Ltd 59,9%. Ada pun Sulawesi LNG dimiliki oleh Mitsubishi Corporation 75% dan Korea Gas Corporation (KOGAS) 25%.