Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Listrik, Riau Butuh PLTU dan Gardu Induk

Pemerintah Provisnsi Riau mendorong percepatan embangunan Pemmbangkit Listrik Tenaga Uap Tenayan Raya dan pembangunan gardu induk untuk mengatasi krisis listrik di daerah tersebut.
Seorang warga melintas di depan Gardu Induk New Wlingi yang kini mangkrak, di Jalan KH. Wahid Hasyim, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2015). Gardu Induk New Wlingi merupakan gardu induk dalam proyek pengadaan gardu induk PLN Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tahun anggaran 2011-2013 yang diduga dikorupsi sehingga menyeret mantan Dirut PLN, Dahlan Iskan serta 15 pejabat PLN lainnya sebagai tersangka./Antara-Irfan Anshori
Seorang warga melintas di depan Gardu Induk New Wlingi yang kini mangkrak, di Jalan KH. Wahid Hasyim, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2015). Gardu Induk New Wlingi merupakan gardu induk dalam proyek pengadaan gardu induk PLN Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tahun anggaran 2011-2013 yang diduga dikorupsi sehingga menyeret mantan Dirut PLN, Dahlan Iskan serta 15 pejabat PLN lainnya sebagai tersangka./Antara-Irfan Anshori

Bisnis.com, PEKANBARU - Pemerintah Provisnsi Riau mendorong percepatan embangunan Pemmbangkit Listrik Tenaga Uap Tenayan Raya dan pembangunan gardu induk untuk mengatasi krisis listrik di daerah tersebut.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Syahrial Abdi mengatakan Riau mengakami defisit listrik 80 MW.  Kondisi itu membuat perusahaan PT PLN terpaksa memadamkan listrik selama 3-7 jam per hari.

"Krisis listrik belum bisa teratasi karena ada beberapa pembangunan pembangkit listrik yang belum selesai," katanya, Kamis (3/11/2016).

Salah satu proyek pembangkit listrik  yang mengalami kendala adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tenayan Raya, Pekanbaru. Kendala terjadi dalam pengujian mesin pembangkit listrik belum bisa mendapatkan sertifikat layak operasi.

"Kita harapkan PLTU dapat beroperasi pada  akhir tahun ini," kata Syahrial Abdi.

PLTU Tenayan Raya berkapasitas 2x110 MW dengan bahan bakar batu bara. Kebutuhan listrik di provinsi ini sekitar 600 MW dan mampu dipenuhi pembangkit di Riau cuma 370,6 MW ditambah  167 MW dari pembangkit di Sumatra Barat.

Pembangkit listrik di Riau terdiri dari PLTG Teluk Lembu di Pekanbaru 145,2 MW, PLTA Koto Panjang di Kampar 95,7 MW dan Balai Pungut di Duri, Bengkalis 129,7 MW.

Namun, PLTU tersebut akan masuk dalam jaringan listrik se Sumatra, jika Riau tidak membangun gardu induk. "Gardu induk adalah alat yang langsung mengaliri listrik ke rumah tangga. Gardu induk berfungsi untuk memecah arus dan mengaliri listrik ke rumah tangga," katanya.

Riau membutuhkan 19 gardu induk untuk mengatasi krisis listrik di daerahnya. Saat ini, Riau masih memiliki 8 gardu induk. Syahrial mengatakan pemerintah telah mengajukan kepada PLN untuk pembangunan gardu induk. Namun, masih terkendala oleh proses investasi PLN yang membutuhkan waktu.

Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)  Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) menyatakan kesiapan dalam memasarkan energi listrik dari bahan bakar terbarukan seperti menggunakan limbah cair kelapa sawit.

Riau telah 14 investor baik pemodal asing maupun dalam negeri telah melakukan investasi bidang energi listrik terbarukan, terutama memakai limbah cair kelapas sawit atau biomassa.

Beberapa daerah masih belum teraliri listrik, seperti di daerah pesisir di Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kepualaun Meranti dan lainnya. Ada juga beberapa wilayah yang menggunakan mesin diesel yang hanya bisa menerangkan satu rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper