Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampung Cabai Sudah Dibentuk, Jateng Tetap Inflasi 0,05%

Kenaikan harga cabai merah memberikan andil besar terhadap inflasi di Jawa Tengah yang pada Oktober 2016 tercatat diangka 0,05%, kendati telah dibentuk Kampung Cabai di wilayah setempat.
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis.com
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - Kenaikan harga cabai merah memberikan andil besar terhadap inflasi di Jawa Tengah yang pada Oktober 2016 tercatat 0,05%, kendati telah dibentuk Kampung Cabai di wilayah setempat.

Berdasarkan data BPS Jateng, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah cabai merah, tarif listrik, cabai rawit, soto dan kangkung.

Kepala BPS Jateng Margo Yuwono memaparkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2016 secara umum mengalami kenaikan.

Menurutnya, inflasi pada Oktober sebesar 0,05% dengan Indeks Harga Konsumen atau IHK sebesar 123,75 masih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,09% dengan IHK 123,69. “Cabai merah masih menjadi komoditas penyumbang inflasi,” paparnya, Selasa (1/11/2016).

Dia menjelaskan inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26%.

Ini diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,14% dan kelompok kesehatan sebesar 0,12%.

Adapun deflasi yang disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,18% diikuti kelompok sandang sebesar 0,17% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13%.

Di sisi lain, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah telah berupaya menekan terjadinya inflasi dengan mencanangkan program Kampung Cabai.

Program itu dibentuk guna mengendalikan inflasi terhadap komoditas pangan khususnya cabai merah yang berkontribusi sekitar 0,5% terhadap inflasi itu sendiri.

Kepala Perwakilan BI Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan adanya Kampung Cabai akan dapat dirasakan sekitar 4 bulan mendatang saat musim panen.

Pihaknya menyakini masyarakat Jateng bisa mengkonsumsi cabai merah dengan harga terjangkau karena hampir di setiap desa telah dicanangkan program tersebut. “Tidak sekarang efeknya. Nah, saya berharap warga yang sudah menanam cabai untuk menginformasikan kepada teman lainnya,” terangnya.

Iskandar menjelaskan program itu dibentuk untuk mendukung upaya pengendalian inflasi melalui peningkatan ketersediaan pasokan dan mengurangi demand terhadap cabai segar di pasar, pemberdayaan perempuan serta peningkatan pendapatan keluarga melalui pengolahan cabai.

Menurutnya, pemilihan komoditas cabai dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu pertama meski Jateng merupakan salah satu sentra cabai di Indonesia. Namun, cabai masih menjadi besar penyumbang utama inflasi di Jateng.

Kedua, tingginya permintaan cabai akibat kebiasaan masyarakat mengkonsumsi cabai segar. Ketiga, cabai merupakan komoditas yang mudah ditanam di mana saja, bahkan dengan ruang tanam yang sempit atau bisa menggunakan polybag.

Selain itu, ujarnya, tidak membutuhkan penanganan tertentu dan memiliki masa panen relatif cepat untuk panen pertama sehingga sangat sesuai untuk dibudidayakan oleh rumah tangga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper