Bisnis.com, JAKARTA—Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISE) menilai pemerintah harus segera merealisasikan belanja prioritas di dua bulan terkahir tahun ini sehingga pertumbuhan hingga akhir tahun setidaknya bisa mencapai 5%.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat ISEI Aviliani mengatakan akibat pemotongan anggaran menyebabkan adanya jeda waktu bagi pemerintah baik pusat dan daerah untuk memilah lagi proyek yang mesti ditunda. Hal ini juga bisa menyebabkan penurunan daya beli masyarakat karena tidak ada aksi belanja dari pemerintah.
“Begitu dipotong anggaran, mereka tidak punya prioritas langsung sehingga mereka harus memilah mana yang harus dipotong sehingga ada time lag, jadi ini menyebabkan inflasi menjadi rendah juga dan daya beli sedikit turun,” katanya, di Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Badan Pusat Statistik mencatatkan terjadi inflasi sebesar 0,14% (month to month/mtm) atau 3,31% (yoy) pada Oktober 2016.
Menurut dia, time lag akibat pemotongan anggaran menyebabkan pengeluaran pemerintah menjadi terhambat terutama dalam hal konsumsi. Padahal, konsumsi pemerintah menjadi pendorong percepatan belanja sehingga memiliki dampak ke masyarakat.
Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2016 tidak akan menyentuh hingga 5% karena adanya jeda waktu tadi dan masyarakat cenderung mengurangi konsumsi. Sementara, program proyek infrastruktur tidak bisa memberikan stimulus terhadap pertumbuhan di sisa dua bulan di tahun ini. Selain itu, dia meyakni pemerintah dapat mengguyurkan program padat karya melalui dana desa.
“Terakhir paling memungkinkan dilakukan adalah menggenjot dari belanja pemerintah karena efeknya akan ke konsumsi dan perusahaan,” ucapnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode Juli-September 2016 sebesar 5,1%. Angka ini melambat dibandingkan kuartal II/2016 sebesar 5,18%, tapi lebih tinggi dari pertumbuhan periode yang tahun lalu 4,74%.
“Kalau saya kok perkiraannya masih di 5,1% ya. [Variabel pendorongnya] realisasi investasi. Kalau perdagangannya ya masih turun, tapi penurunannya lebih kecil,” ujarnya.