Bisnis.com, BOYOLALI- Organisasi Pangan Dunia menyatakan perubahan iklim berdampak lebih besar pada penduduk miskin.
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Mark Smulders mengatakan sebagian besar dari ratusan juta orang yang menderita kekurangan gizi kronis adalah para petani kecil, nelayan, dan peternak.
"Tanpa tindakan bersama untuk membangun ketangguhan masyarakat menghadapi perubahan iklim, mereka, penduduk yang termiskin dan terlemah, akan mengalami kesulitan," katanya dalam puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-36 di Boyolali, Jumat (28/10/2016).
Kalangan yang kurang beruntung itu akan kesulitan memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk penyediaan pangan bagi diri sendiri dan keluarganya.
Smulders memaparkan kekeringan di Indonesia akibat El Nino yang cukup kuat tahun lalu berkontribusi terhadap berlarutnya kebakaran hutan dan lahan gambut.
El Nino juga menyebabkan keterlambatan musim tanam substansial dan kekeringan di bagian timur Indonesia.
"Secara khusus, dampak paling dirasakan pada produksi jagung di wilayah-wilayah yang lebih kering di Indonesia," paparnya.
Untungnya, kata dia, Kementerian Pertanian berinvestasi cukup besar pada infrastruktur irigasi untuk membantu memitigasi dampak kekeringan pada sektor pertanian.
Smulder mengingatkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghadapi ancaman terhadap sumber daya alami Indonesia, termasuk ketersediaan air, sumber daya hutan dan kelautan, serta tanah.
"Di antara berbagai prioritas, meningkatkan konservasi tanah dan air, serta produktivitas sektor perikanan, kehutanan, dan pertanian juga merupakan hal penting."