Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2016, Kinerja Dunia Usaha di Bali Kian Membaik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat kinerja dunia usaha pada triwulan III/2016 semakin membaik dibandingkan dengan triwulan II/2016.
Pelabuhan sebagai tempat vital mendorong aktivitas perdagangan./Ilustrasi-Bisnis
Pelabuhan sebagai tempat vital mendorong aktivitas perdagangan./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat kinerja dunia usaha pada triwulan III/2016 semakin membaik dibandingkan dengan triwulan II/2016.

Hal tersebut berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang menunjukkan perbaikan dalam saldo bersih tertimbang (SBT) secara total, dari -1,78% pada triwulan II/2016 naik menjadi 7,97% pada triwulan III/2016.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, mengatakan peningkatan kinerja dunia usaha terjadi pada beberapa sektor utama perekonomian Bali, seperti sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, dan sektor pertanian.

Sektor perdagangan hotel dan restoran menunjukkan bahwa kenaikan SBT dari 4,31% pada triwulan II/2016 menjadi 4,92% pada triwulan III/2016. Selain itu, peningkatan kinerja usaha sektor tersebut juga terlihat dari peningkatan SBT penggunaan tenaga kerja yang sebelumnya triwulan II/2016 sebesar -1,06%, naik pada triwulan III/2016 dengan nilai -0,24%.

“Namun meskipun secara umum terjadi peningkatan usaha, beberapa pelaku usaha yang mengikuti survei kami mengaku belum melakukan penambahan investasi, dimana penurunan investasi di sektor perdagangan hotel dan restoran terlihat dari nilai SBT yang turun dari 3,42% triwulan II/2016 menjadi 2,25% pada triwulan III/2016 ini,” ujarnya di Denpasar, Senin (24/10/2016).

Adapun dari sektor jasa-jasa, lanjutnya, menunjukkan peningkatan dari -6,35% menjadi 6,25% pada periode yang sama dan peningkatan penggunaan tenaga kerja naik dari 0% pada triwulan II/2016 menjadi 6,35% pada triwulan III/2016.

Namun, lanjutnya, perkembangan kinerja dunia usaha sektor pertanian justru mengalami perlambatan yang terindikasi dari penurunan nilai SBT dari -3,64% pada triwulan II/2016 menjadi -4,19% pada triwulan III/2016.

Meskipun demikian, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan III/2016 sedikit menunjukkan penurunan yaitu pada level 76,93% lebih rendah dibanding dengan triwulan sebelumnya yaitu 79,53%.

"Penurunan kapasitas produksi tersebut terutama memang terjadi pada sektor pertanian dengan tingkat kapasitas produksi sebesar 86,25% yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 89,83%,” jelasnya.

Causa menambahkan sektor pertanian juga mengalami penurunan kinerja investasi dari -1,05% pada triwulan II/2016 menjadi -3,64% di triwulan III/2016. “Peningkatan harga jual terjadi juga di sektor pertanian dengan nilai SBT 6,88% pada triwulan III/2016 yang l;ebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II/2016 sebesar -3,54%,” imbuhnya.

Dia menyatakan triwulan IV/2016 peningkatan kinerja usaha diperkirakan akan terus berlanjut, karena perkembangan usaha diperkirakan mengalami ekspansi pada triwulan IV/2016 seperti terlihat dari SBT perkiraan kinerja usaha triwulan IV/2016 sebesar 11,84%.

Dia memperkirakan ekspansi kegiatan dunia usaha terjadi pada sektor pertanian, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Bahkan dengan ekspektasi peningkatan kinerja triwulan IV/2016 tersebut, beberapa pelaku usaha berencana meningkatkan investasi yang terindikasi dari peningkatan nilai SBT triwulan IV/2016 sebesar 1,04%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 0,46%.

Menurutnya, pelaku usaha yang diperkirakan menunjukkan peningkatan investasi adalah sektor perdagangan hotel dan restauran dengan nilai SBT sebesar 2,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan III/2016 yang sebesar 2,25%.

Suarpika Bimantoro, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, menambahkan para pelaku usaha di sektor pendukung pariwisata yang meliputi perdagangan hotel dan restoran di Bali masih wait and see dalam menambah investasi pada triwulan III/2016.

“Kami memprediksi hal itu karena periode Juli 2016 - September 2016 [triwulan III/2016] bukan merupakan musim puncak liburan atau low season sehingga perusahaan akan menambah investasi kalau penggunaannya itu sudah maksimal,” tuturnya.

Dia menjelaskan, pariwisata di Bali sendiri ada polanya. Pola high season adalah triwulan kedua dan triwulan keempat sehingga pada triwulan IV/2016 nanti diyakini akan lebih baik lagi dibandingkan triwulan sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper