Bisnis.com, BOGOR - Lapangam kerja yang minim menjadi pendorong warga negara Indonesia bekerja ke luar negeri.
Mantan tenaga kerja wanita, Ima Matul Maisaroh yang kini menjadi staf khusus Presiden Amerika Serikat mengatakan, jika lapangan pekerjaan terbuka luas di Indonesia, tidak perlu ada tenaga kerja yang menjadi TKI ke luar negeri.
"Persoalannya adalah karena lapangan pekerjaan yang minim sehingga masyarakat tertarik untuk bekerja di luar negeri," katanya saat mengunjungi Yayasan Terminal Hujan, di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/10/2016).
Menurut aktivitas pembela korban perdagangan manusia ini, masyarakat sulit mengakses lapangan kerja di dalam negeri sehingga banyak yang berminat menjadi TKI atau TKW di negeri orang.
"Kalau ingin mengurangi jumlah TKI, pemerintah harus bisa menyediakan lapangan kerja yang luas, kalau hanya menghentikan pengiriman TKI saja akan sulit, masyarakat akan kesulitan ekonomi karena tidak ada pekerjaan," katanya.
Ima mengatakan, upaya lainnya agar para pekerja Indonesia tidak menjadi korban perdagangan manusia adalah memperkuat regulasi dan melindungi para pekerja di luar negeri.
"Pemerintah punya undang-undang tetapi belum kuat implementasinya, jadi belum membantu atau melindungi pekerja di luar negeri," kata Ima.
Kehadiran Ima di Kota Bogor dalam rangka edukasi dan berbagi kisah tentang pengalamannya sebagai korban human trafficking di hadapan anak-anak sekolah Terminal Hujan.
"Kedatangan saya ke Indonesia untuk memberikan edukasi, penyuluhan, pencegah dan meningkatkan kewaspadaan dari ancaman perdagangan manusia," kata Ima.
Ima bersama Yayasan Mentari yang peduli pada pencegahan perdagangan orang akan berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia dalam rangka memberikan pendidikan mencegah terjadinya perdagangan manusia.
Wanita asal Desa Gondanglegi, Malang, Jawa Timur ini menjadi sorotan setelah berkesempatan berorasi dalam konvensi Partai Demokrat Juli 2016.
Ima merupakan korban dari perdagangan manusia. Mantan TKW ini pernah dijanjikan bekerja di Los Angeles tahun 1997 sebagai pramuwisma di salah satu rumah pengusaha Indonesia yang bermukim di sana.
Ia dijanjikan bekerja dengan gaji 150 dolar AS per bulan. Tetapi selama tiga tahun bekerja dia mendapat perlakuan buruk dari majikan dan bekerja lebih dari 12 jam sehari.
Akhirnya dia berhasil melarikan diri dengan bantuan pembantu tetangganya.
Berbekal pengalamannya, Ima mendapat kepercayaan menjadi staf Coalition to Abolish Slavery and Trafficking (CAST) sejak 2012. CAST merupakan organisasi nirlaba yang pernah menolongnya melarikan diri dari siksaan majikannya di Los Angeles.
Iman menjabat sebagai organisator atau koordinator para korban perbudakan dan perdagangan manusia CAST. Wanita 33 tahun ini juga diangkat sebagai salah satu dari 11 anggota gugus tugas untuk memantau dan memberantas perdagangan manusia di Amerika dan dunia atau The President's Interagency Task Force to Monitor and Combat Trafficking in Persons (PITP).
Kini Ima dan teman-temannya aktif memberikan edukasi kepada masyarakat luas, termasuk Indonesia, sebagai bentuk kepedulian untuk anak bangsa dalam mencegah perdagangan manusia dan meningkatkan kesadaran masyarakat.