Bisnis.com, JAKARTA - Minat investasi Jepang di sektor manufaktur Indonesia masih tinggi, termasuk dalam pengembangan industri petrokimia di Papua Barat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto akhir pekan lalu berkunjung ke Jepang untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang telah beroperasi dan niat berinvestasi di Indonesia seperti Nippon Steel Sumitomo Metal Corporation, Mitsubishi Motor Corporation, Mitsubishi Material Corporation, Asahi Glass Corporation, Sango Corporation, dan Shoji Corporation.
“Kami lihat satu per satu persoalan yang dihadapi mereka. Toyota misalnya, mereka menjanjikan investasi Rp20 triliun sampai 2019. Sekarang sudah Rp10 triliun,” katanya pada Senin (17/10/2016).
Menperin juga bertemu dengan perwakilan Sojitz Corporation yang berminat berinvestasi dalam pengembangan kawasan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Mereka akan buat raod map untuk proyek methanol berkapasitas 1 juta ton. Mereka juga buat rencana produksi pengolahan methanol ke olefin. Salah satunya di Bintuni,” kata Airlangga.
Jepang merupakan salah satu negara asal investasi asing utama Indonesia. Nilai investasi Jepang telah mencapai US$16 miliar sejak 2010.
Realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 mencapai US$2,87 miliar atau naik 6% dari realisasi investasi pada 2014. Realisasi tersebut terdiri dari pelaksanakan 2.030 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 115.400 orang.