Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Ratings memperkirakan konsumsi semen tahun ini tumbuh 4%—5% menjadi 63 juta ton atau lebih tajam dari pertumbuhan 1% pada 2015.
Analis Fitch, Salman Alamsyah mengatakan peningkatan laju pertumbuhan konsumsi semen pada 2016 ditopang oleh ekonomi domestik yang semakin kuat dan kenaikan permintaan dari sektor infrastruktur.
Namun, dia mengatakan pertumbuhan permintaan semen yang masih jauh di bawah penambahan kapasitas produksi semen yang melaju pesat sejak 2014 akan menciptakan kondisi kelebihan pasok pada pasa semen domestik dalam jangka menengah.
Kondisi kelebihan pasok, menurutnya, menekan margin perusahaan produsen semen. Perusahaan-perusahaan produsen semen diperkirakan akan berjuang mencari jalan untuk menekan biaya termasuk mengurangi konsumsi batu bara.
“Ini bisa memicu perang harga antara produsen semen yang berjuang melindungi pangsa pasar. Belum lagi, harga batu bara dan bahan baku semen naik tajam pada beberapa bulan terakhir,” kata Salman, Senin (10/10/2016).
Data Asosiasi Semen Indonesia menyatakan konsumsi semen turun 3,3% year on year menjadi 5,64 juta ton pada September.
Penurunan konsumsi pada September meredam rasa optimis dari lonjakan konsumsi pada Agustus. Penjualan semen tahun berjalan naik 2,95% pada Januari—September, menjauhi target pertumbuhan 5% yang ditetapkan ASI pada awal tahun.