Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan yang lesu dari sektor properti membuat volume konsumsi semen kembali merosot pada September.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan penurunan permintaan semen di Jawa dan Sumatra adalah faktor utama yang membuat konsumsi semen merosot pada September.
Realisasi belanja infrastruktur pemerintah dan pertumbuhan pesat konsumsi semen di wilayah timur Indonesia tidak bisa memberikan kompensasi atas kelesuan permintaan dari sektor properti.
Kelesuan proyek properti, aktivitas renovasi, maupun pembangunan rumah baru membuat konsumsi semen turun 3,3% year on year menjadi 5,64 juta ton pada September.
“Indonesia timur cukup bagus, namun tidak bisa mendongkrak permintaan nasional. Kemungkinan turunnya kebutuhan perumahan masyarakat dan apartemen. Infrastruktur sudah berjalan sejak triwulan II/2016, tetapi belum bisa menutup,” kata Widodo kepada Bisnis, Senin (10/10/2016).
Data ASI menyatakan konsumsi semen di Jawa turun 5% YoY menjadi 3,11 juta ton pada September, sedangkan konsumsi semen di Sumatra merosot 3,2% menjadi 1,22 juta ton. Kedua wilayah tersebut menyumbangkan 67% dari total konsumen semen nasional.
Penurunan konsumsi pada September meredam rasa optimis dari lonjakan konsumsi pada Agustus. Penjualan semen tahun berjalan naik 2,95% pada Januari—September, menjauhi target pertumbuhan 5% yang ditetapkan ASI pada awal tahun.