Bisnis.com, JAKARTA - Dua perjanjian jual beli listrik untuk pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) berkapasitas total 12,2 megawatt (MW) di Sulawesi Tengah diteken.
Adapun penandatangan dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan dua perusahaan listrik swasta. Penandatanganan PPA untuk 2 PLTM IPP di Sulawesi Tengah ini, dilakukan oleh General Manager PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (PLN Suluttenggo), Baringin Nababan, masing-masing dengan Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Tomata dan Direktur PT Tinusa Energy, Omar Tourik, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Koro Kabalo.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri menyambut baik terlaksananya penandatanganan PPA untuk 2 PLTM IPP di Sulawesi Tengah, karena listrik yang nantinya akan dihasilkan adalah dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan, yaitu air.
"Kami menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terlaksananya penandatanganan PPA pada hari ini. Pemanfaatan energi baru terbarukan, berupa potensi sumber daya air yang banyak tersedia di daerah Sulawesi Tengah untuk keperluan energi pembangkit listrik seperti melalui rencana pembangunan PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo, akan terus kita lakukan" ujar Machnizon dalam rilisnya, Jumat (16/9/2016).
Sementara itu, Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Tomata menyatakan komitmen dan kesiapannya dalam membangun pembangkit yang berlokasi di desa Tomata, kecamatan Mori Atas, kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
"Kami telah memiliki pengalaman dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah. Tentunya perusahaan kami memiliki komitmen yang sama dengan PLN, yaitu bagaimana dapat menyelesaikan pembangunan PLTM Tomata yang memanfaatkan potensi debit air di sungai Laadi yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Laadi sesuai jadwal, dimana jika tidak menemui kendala diperkirakan dapat beroperasi di Juni 2020" sebut Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo.
Dukungan semua stakeholder, terutama masyarakat dan pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan para pengembang listrik swasta. Hal ini disampaikan oleh Direktur PT Tinusa Energy, Omar Tourik, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Koro Kabalo, yang memanfaatkan potensi air dari sungai Koro Kabalo, berlokasi di desa Kabalo, kecamatan Tojo Barat, kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah.
PLN akan membeli listrik yang nantinya dihasilkan oleh PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo dengan harga Rp. 1.320,-/kWh. Listrik dari kedua PLTM ini akan disalurkan kepada pelanggan melalui jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV Sulawesi Tengah. Biaya pokok produksi listrik (BPP) di Palu saat ini adalah Rp. 1.610,-/kWh. Jika beroperasi secara optimal, PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo dalam 1 tahun dapat menghasilkan listrik 86,89 GWH.
Potensi penghematan yang bisa didapatkan dari beroperasinya kedua PLTM ini nantinya adalah Rp. 25,7 miliar per tahun. Jumlah pelanggan PLN Area Palu hingga Agustus 2016 adalah 328.374 pelanggan, dimana 306.257 pelanggan atau 93,26% adalah pelanggan golongan Rumah Tangga.