Bisnis.com, PEKANBARU-- PT Bosowa Corporindo dan PT Pelabuhan Indonesia I memperebutkan Kawasan Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupaten Siak Riau yang masih berstatus Unit Penyelanggara Pelabuhan.
Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan Menteri Perhubungan telah mengeluarkan kebijakan untuk menyerahkan seluruh pelabuhan UPT ke BUMN PT Pelindo.
"Berdasarkan kebijakan tersebut Pelindo I akan mengambil alih Pelabuhan Tanjung Buton, Siak, Riau. Pelindo I siap mengoperasikan pelabuhan tersebut dalam waktu tiga bulan ini," katanya, baru-baru ini.
Namun, pihak Pelindo belum menjelaskan secara teknis tentang rencana pengelolaan pelabuhan itu. Pelindo juga berencana akan mengelola UPT pelabuhan Calang Aceh dan salah satu Pelabuhan di Batam, Kepulauan Riau.
Sementara itu, PT Bosowa Corporindo telah membidik kawasan tersebut semenjak dua tahun yang lalu. Hal ini merupakan permintaan dari Pemerintahan dan BUMD Kabupaten Siak yang mengajak Bosowa mengelola Kawasan Pelabuhan Tanjung Buton dan Kawasan Industri Tanjung Buton.
Pimpinan Proyek PT Bosowa Corporindo Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Salman Dianda Anwar mengatakan pemerintah perlu melelang dan membentuk kompetisi untuk mengelola pelabuhan tersebut. Pengelolaan pelabuhan tersebut tidak mesti dimonopoli oleh BUMN karena swasta juga berminat.
"Pemerintah perlu melelang (UPT Tanjung Buton) karena Bosowa juga berminat mengelola Tanjung Buton. Bosowa telah menyiapkan beberapa infrastruktur penunjang, meski belum ditunjuk sebagai pengelola pelabuhan," katanya.
Salman mengatakan Bosowa telah menyiapkan sarana penunjang pelabuhan yang akan ditempatkan di Tanjung Buton. Salman menilai lokasi pelabuhan Tanjung Buton lebih dekat dengan perairan internasional dan dinilai lebih aman secara topografis.
Menurutnya Bosowa mempunyai keunggulan karena Bosowa tidak memerlukan waktu yang lama untuk berinvestasi mempersiapkan sarana penunjang pelabuhan.
Pelabuhan Tanjung Buton dapat menampung CPO dari Pelabuhan Dumai yang telah melebihi kapasitas (overcapacity) setiap tahunnya.
“Kami mendapatkan data bahwa Pelabuhan Dumai mengalami overcapacity mencapai 2,6 juta ton per tahun,” katanya.
Rencananya, Bosowa Corporindo akan menunjuk anak perusahaan PT Bosowa Bandar Indonesia yang telah memiliki izin Badan Usaha Pelabuhan semenjak tahun 2012. Bosowa akan bekerjasama dengan BUMD PT Samudra Siak yang mengantongi BUP semenjak 2013.
Bosowa dan BUMD telah mendatangani Memorandum Of Understanding di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri di Siak, belum lama ini.
Benahi Infrastruktur
Kementerian Perhubungan mengucurkan APBN senilai Rp36 miliar untuk pembangunan infrastruktur Pelabuhan Tanjung Buton, Siak pada tahun ini.
Said Hamzah, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Siak mengatakan dana itu akan digunakan untuk membangun memperluas dermaga menjadi 220x200 meter.
"Dana APBN tahun ini akan digunakan untuk memperluas dermaga. Saat ini, luas dermaga tersebut hanya 120x100 meter," katanya.
Perluasan dermaga tersebut bertujuan agar lebih banyak barang yang bisa dibongkar muat dalam waktu yang lebih cepat.
Dana itu juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur lainnya seperti lapangan penumpukan barang, gapura dan lainnya.
Said Hamzah mengatakan total APBN yang telah dikucurkan pemerintah pusat mencapai Rp260 miliar. Dana ini telah dikucurkan dari 2007 secara bertahap.
Bosowa & Pelindo I Berebut Tanjung Buton
PT Bosowa Corporindo dan PT Pelabuhan Indonesia I memperebutkan Kawasan Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupaten Siak Riau yang masih berstatus Unit Penyelanggara Pelabuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gemal Abdel Nasser P.
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium