Bisnis.com, PEKANBARU - PT Bosowa Corporindo dan PT Pelabuhan Indonesia I akan bersinergi mengelola Pelabuhan Tanjung Buton di Siak setelah dipertemukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
Salman Dianda Anwar, Pimpinan Proyek Bosowa Riau dan Kepri, mengatakan Dirjen Perhubungan Laut meminta Bosowa dan salah satu BUMD Siak PT Samudra Siak untuk menggandeng Pelindo I. Salman mengatakan Bosowa akan menjadi leader dalam pengelolaan pelabuhan itu.
"Pertemuan tersebut berlangsung panas. Dirjen Perhubungan Laut memutuskan kami untuk duduk bersama membahas kerja sama pengelolaan Tanjung Buton. Bosowa dan Samudra Siak akan menggandeng Pelindo I," kata Salman melalui sambugan telpon, Jumat (21/10/2016).
Bosowa beserta PT Samudra Siak dan Pelindo I akan membahas rencana kerja sama sebagai syarat untuk pemberian izin Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan. Salman mengatakan perizinan tersebut akan keluar pada Desember tahun ini.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Siak mendukung Pelindo dan PT Samudra Siak untuk mengelola Tanjung Buton, meski Pelindo I menyatakan akan mengambil alih pelabuhan yang berstatus UPT itu. Menurut Salman, pemerintah siap mendukung karena secara syarat Bosowa Corporindo telah ditunjuk akan mengelola Kawasan Industri Tanjung Buton.
PT Bosowa Corporindo telah membidik pelabuhan tersebut semenjak dua tahun yang lalu. Salman mengatakan Bosowa telah menyiapkan sarana penunjang pelabuhan yang akan ditempatkan di Tanjung Buton.
Rencananya, Bosowa Corporindo akan menunjuk anak perusahaan PT Bosowa Bandar Indonesia yang telah memiliki izin Badan Usaha Pelabuhan semenjak 2012. Bosowa akan bekerja sama dengan BUMD PT Samudra Siak yang mengantongi BUP semenjak 2013.
Sementara itu, Farid Luthfi, Direktur Keuangan Pelindo I, mengatakan Pelindo I akan menggelar rapat teknis untuk membahas soal kerja sama pengoperasian, investasi dan lainnya.
"Pelindo I siap bersinergi dengan Bosowa dan Samudra Siak. Kami melihat Bosowa punya kepentingan besar karena mereka akan mengelola Kawasan Industri dan membangun pabrik semen," katanya.
Pelindo dinilai lebih mempunyai pengalaman karena perusahaan pelat merah ini merupakan perusahaan yang fokus mengelola pelabuhan di Indonesia. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memutuskan seluruh pelabuhan yang berstatus UPT akan dialihkan ke Pelindo, termasuk Tanjung Buton.
Pelabuhan tersebut diharapkan dapat menjadi pintu masuk ekspor dan impor komoditas, seperti cruide palm oil, minyak bumi, karet, kelapa di Riau dan provinsi tetangganya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Siak masih membenahi infrastruktur pelabuhan. Kementerian Perhubungan mengucurkan APBN senilai Rp36 miliar untuk pembangunan infrastruktur Pelabuhan Tanjung Buton, Siak pada tahun ini.
Said Hamzah, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Siak mengatakan dana itu akan digunakan untuk membangun memperluas dermaga menjadi 220x200 meter. "Dana APBN tahun ini akan digunakan untuk memperluas dermaga. Saat ini, luas dermaga tersebut hanya 120x100 meter," katanya.
Perluasan dermaga tersebut bertujuan agar lebih banyak barang yang bisa dibongkar muat dalam waktu yang lebih cepat. Dana itu juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur lainnya seperti lapangan penumpukan barang, gapura dan lainnya.