Bisnis.com, Jakarta – Permintaan yang lesu membuat industri pengemasan bersaing ketat memperebutkan pangsa pasar.
Ketua Federasi Pengemasan Indonesia, Henky Wibawa, mengatakan produsen kemasan bersaing menawarkan harga lebih murah kepada industri pengguna di tengah permintaan yang lesu.
Dia menjelaskan persaingan harga pada beberapa bulan terakhir sangat kompetitif. Kecenderungan industri pengguna menahan produksi membuat produsen kemasan plastik berlomba-lomba memberikan harga terendah.
“Memang ada penurunan harga. Produsen kemasan kan menawarkan ke industri pengguna. Harga diturunkan biar ada pesanan baru. Tahun ini memang permintaannya turun,” kata Henky, Kamis (1/9/2016).
Nikkei Indonesia Purchasing Managers Index naik dari 48,4 pada Juli menjadi 50,4 pada Agustus. Kembalinya indeks PMI ke atas level 50 mengindikasikan industri manufaktur kembali berekspansi.
Survei Markit menunjukkan permintaan domestik dan ekspor atas produk industri manufaktur tumbuh pada Agustus. Pesanan baru dari luar negeri tumbuh tipis pada Agustus setelah 22 bulan merosot.
Para manajer pabrik responden Markit menyatakan kenaikan permintaan adalah dampak dari strategi perusahaan menurunkan harga produk.
Penurunan harga produk sebetulnya sangat marginal, mayoritas perusahaan (97%) menyatakan tidak ada perubahan harga di mulut pabrik. Namun, penurunan harga tersebut merupakan yang pertama sejak survei Markit dimulai pada 2011.