Bisnis.com, PADANG—PT Mitra Kerinci menargetkan infilling atau pengisian kembali tanaman teh di lahan seluas 1.000 hektare yang belum optimal, selama tiga tahun guna mendongkrak produksi perseroan.
Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi Pramono menyebutkan infilling dilakukan karena sekitar 1.000 lahan yang dimiliki perseroan tidak menghasilkan pucuk teh secara optimal.
“Total lahan kami ada 2.025 hektare, sekitar 1.000 hektare tidak lagi optimal karena sudah banyak bolong-bolong [tidak merata]. Kami mau infilling targetnya 3 tahun selesai,” ujarnya Kamis (26/8/2016).
Dia mengatakan saat ini total produksi pucuk basah perusahaan yang berlokasi di Liki, Solok Selatan, Sumatra Barat itu mencapai 19.000 ton per tahun.
Angka itu baru berasal dari sekitar 1.025 hektare lahan yang digarap optimal. Sedangkan sisanya, tidak lagi berproduksi dengan baik.
Meski hanya menggarap sekitar setengah dari lokasi yang ada, dia mengklaim produktivitas perseroan merupakan yang tertinggi secara nasional mencapai 4,6 ton per hektare per tahun.
Apalagi, imbuhnya, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia itu berencana melebarkan usaha dengan menggarap pasar ritel. Rencananya, perseroan akan membuat teh dengan branding Teh Minang untuk dijual secara eceran.
Selama ini, produksi Mitra Kerinci didominasi teh hijau yang mencapai 80% dari total produksi. Sebagai dari produksi diekspor dan penjualan bussines to bussines (B to B) dengan perusahaan penyedia minuman teh kemasan.