Bisnis.com, PADANG — PT Mitra Kerinci berencana melakukan ekspor perdana ke Eropa dengan tujuan Prancis bulan depan, setelah terjadi kesepakatan ekspor teh hijau ke negara mode tersebut.
Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi Pramono mengatakan mulai bulan depan dilakukan pengiriman satu kontainer atau sekitar 12 ton teh hijau per bulan ke Prancis.
“Bulan depan kami mulai pengiriman satu kontainer per bulan. Ini pertama ekspor ke Eropa, semoga menyusul ke negara-negara lainnya,” ujar Yosdian kepada Bisnis.com, Rabu (24/8/2016).
Dia menyebutkan persyaratan masuk ke pasar Eropa sangat ketat, karena ketentuan Euro Union untuk produk pangan memiliki standar yang tinggi, sehingga menyulitkan produk Indonesia untuk bebas masuk pasar Eropa.
Contoh kecil dari ketentuan tersebut misalnya, tanaman teh untuk produk yang diekspor itu tidak menggunakan pestisida dan bebas dari asap, serta ketentuan lain dari proses penanaman, perawatan, hingga produksi.
“Wah, ribet syarat-syaratnya, tetapi ketentuannya ya diikuti, akhirnya Mitra Kerinci bisa masuk pasar Eropa,” katanya.
Sebelumnya, produksi teh dari kebun Liki di Solok Selatan, Sumatra Barat itu hanya diekspor di negara-negara Asia, seperti Taiwan dengan produk teh hijau dan teh hitam.
Teh dengan brand Liki dari anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia itu mengfokuskan pembuatan teh hijau yang mencapai 80% dari volume produksi perseroan. Sisanya, adalah teh hitam dan teh putih.
Mitra Kerinci mengerjakan lahan seluas 2.025 hektare dengan produksi pucuk basah 19.600 ton per tahun. Namun, dari total luas lahan hanya sekitar 1.000 hektare yang berproduksi dengan baik.
Yosdian mengklaim produktivitas kebun perusahaan plat merah tersebut merupakan yang tertinggi di Tanah Air dengan produktivitas mencapai 4,6 ton per hekater per tahun.